Mengejutkan! Kecanduan Makan Ternyata Berbahaya Bagi Otak, Ini Faktanya

Jumat, 04 Desember 2020 | 18:05
Grid.id

Junkfood

GridHITS.id – Makan adalah sebuah kegiatan yang dibutuhkan untuk tubuh manusia.

Selain untuk memenuhi nutrisi dan menjaga kesehatan tubuh, dalam beberapa kesempatan makan makanan yang kita suka juga dapat meningkatkan mood.

Walaupun memiliki beragam manfaat, makan dengan cara yang berlebihan tentu saja tidak baik.

Baca Juga: Jika Tak Hati-hati 5 Makanan atau Minuman Ini Justru Buat Kram Menstruasi Lebih Parah

Baca Juga: Tak Hanya Bikin Perut Kenyang, 7 Bahan Ini Ternyata Buat Rumah Terhindar dari Virus Corona!

Terlebih jika makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang tidak sehat, khususnya junk food.

Bagi orang yang rentan, makan junk food dapat menyebabkan kecanduan, yang memiliki dasar biologis serupa dengan kecanduan narkoba.

Apa yang terjadi pada otak saat kita kecanduan makan?

Otak memiliki salah satu sistem yang disebut sistem penghargaan.

Sistem ini dirancang untuk memberi penghargaan pada otak ketika seseorang melakukan hal-hal yang mendorong kelangsungan hidupnya, salah satunya makan.

Otak tahu bahwa ketika seseorang makan, mereka melakukan sesuatu dengan benar.

Baca Juga: Stop Bersusah Payah Diet! Konsumsi 5 Makanan dengan Karbohidrat Tinggi Ini Ternyata Bonusnya Perut Rata

Baca Juga: Masakan Dijamin Lebih Lezat Meski Tak Pakai MSG, Cuma Pakai Bahan Ajaib Ini Nyatanya Bisa Jadi Pengganti 'Micin' Alami

Setelah itu, otak melepaskan bahan kimia yang membuat perasaan enak dalam sistem penghargaan.

Bahan kimia ini antara lain neurotransmitter dopamin, yang diartikan otak sebagai kesenangan.

Otak dirancang untuk mencari perilaku yang melepaskan dopamin dalam sistem penghargaan.

Mengonsumsi junk food bisa membuat sistem penghargaan menjadi kuat dibandingkan dengan mengonsumsi makanan sehat.

Ketika seseorang berulang kali melakukan sesuatu yang memicu pelepasan dopamin dalam sistem penghargaan, reseptor dopamin dapat mulai menurun.

Padahal, reseptor dopamin diperlukan untuk menjaga keseimbangan.

Reseptor dopamin yang menurun juga bisa menyebabkan seseorang mengidamkan makanan.

Ketika ada lebih sedikit reseptor, otak akan membutuhkan lebih banyak dopamin diperlukan untuk mencapai efek yang sama.

Baca Juga: Sama Buruknya dengan Makanan Manis, Sering Makan Telur Juga Memperbesar Risiko Terkena Diabetes, Ahli Gizi Temukan Hal Mengejutkan

Baca Juga: Kembali Bikin Masyarakat Kecewa Atas Janjinya, Vaksin Covid-19 Harus Ditunda hingga Tahun Depan Karena Terhalang Izin

Hal ini bisa memicu keinginan makan yang lebih besar, atau disebut dnegan toleransi.

Reseptor dopamin yang menurun juga turut mengurangi aktivitas dopamin.

Akibatnya, rasa bahagia berkurang ketika kita tidak bisa mendapatkan makanan yang diinginkan.

Kondisi ini bisa disebut dengan gejala penarikan.

Seiring waktu, kecanduan makanan dapat menyebabkan masalah fisik dan psikologis.

Orang yang mengalami kecanduan makanan kemungkinan besar dipicu oleh depresi atau kecemasan.

Baca Juga: Anda Doyan Makan Gorengan? Waspada 3 Hal Ini Bisa Jadi Momok untuk Kesehatan

Baca Juga: Pemilik Golongan Darah O Bisa Bernafas Lega Karena Kebal Covid-19, Bagaimana dengan Golongan Darah A dan AB?

Itu sebabnya, kecanduan makanan tak bisa kita pandang sebagai hal sepele.

Artikel ini telah ditulis di Kompas.com dengan judulBagaimana Kondisi Otak saat Kita Kecanduan Makanan?

Editor : Safira Dita

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya