Setelah Sunda Empire Lenyap Kini Muncul Lagi Paguyuban Tunggal Rahayu di Garut, Berani Bikin Mata Uang Sendiri Menggunakan Foto Ketua Paguyuban yang Dicetak Pakai Printer

Sabtu, 12 September 2020 | 16:01
Tribun Jabar

Pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu, Prof Dr Ir Cakraningrat alias Sutarman menjalani pemeriksaan di Mapolres Garut, Kamis (10/9/2020)

Setelah Sunda Empire Lenyap Kini Muncul Lagi Paguyuban Tunggal Rahayu di Garut, Berani Bikin Mata Uang Sendiri Menggunakan Foto Ketua Paguyuban yang Dicetak Pakai Printer

GridHITS.id -Semakin hari semakin banyak tingkah warga Indonesia yang bikin tepok jidat.

Jika sebelumnya ada Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, kini muncul lagi sebuah perkumpulan serupa yang gemparkan warga.Perkumpulan tersebut memikiki nama Paguyuban Tunggal Rahayu yang terletak di Garut.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan! Dulu Koar-koar Bisa Lenyapkan Corona dari Muka Bumi, Kini Petinggi Sunda Empire ini Terbaring Lemas dengan Gejala Covid-19 di Penjara

Baca Juga: Lama Tak Muncul, Petinggi Sunda Empire Akui Sedang Perintahkan Intelijen Dunia Akhiri Corona : Biang Keladinya Sedang DicariSang ketua yang bernama Sutarman alias Cakraningrat bahkan berani mencetak uang sendiri bergambar wajah dirinya.Berikut beberapa faktanya:Ketua Paguyuban Tunggal Rahayu Sutarman sendiri mengaku memiliki beberapa titel mulai dari profesor, doktor, insinyur, hingga sarjana hukum.Titel yang disandang pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu, Sutarman alias Cakraningrat disebut merupakan pemberian dari Soekarno dan Hatta.Pengakuan itu disampaikan langsung oleh Sutarman saat sejumlah wartawan menanyakan mengenai titel tersebut.Sutarman mengaku memiliki berbagai gelar itu dari hasil kuliah kerja nyata (KKN) di alam terbuka.

Titel mentereng itu dicantumkan Sutarman dalam data organisasi yang diajukan ke Kesbangpol Garut saat mengajukan perizinan.

Persoalan titel tersebut juga tengah disidik polisi.Sutarman menyebut menempuh pendidikan formal hingga tingkat aliyah atau SMA.

Baca Juga: Bak Kena Karma! Usai Ikut Ajaran Sesat AA Gatot, Reza Artamevia Kini Seolah Tak Bisa Lepas dari Narkoba Hingga Ketua GPAN Sebut Dirinya Tak Mau Tobat: H-2 Sebelum Penangkapan Masih Nyanyi Sama Anaknya

Baca Juga: Salah Kaprah! Rasa Lemas Saat Puasa Sering Diartikan Tak Kuat, Begini Penjelasan Ahli hingga Sebut Ada Lingkaran Sesat

Usai itu, ia berkuliah di alam dan langsung melakukan kuliah kerja nyata (KKN).

"Secara lahiriah saya keluaran aliyah. Tahun 1996 saya dikuliahkan secara kerja nyata oleh orang tua dari perintis NKRI dan selesai pada 2017," ucap Sutarman, Jumat (11/9/2020) dikutip dari Tribun Jabar.Ia mengaku tak mengenyam bangku universitas. Namun mempunyai gelar setelah bersekolah di alam.

Berbagai titel itu diberikan kepadanya sebagai wasiat dan amanat."Itu pendiri NKRI, perintis NKRI, termasuk Bung Karno, termasuk Pak Hatta, termasuk banyak lah, banyak catatan di rumah,” ujarnya menjelaskan asal usul titel.Ia pun siap membuka dan membeberkan perkuliahan di alam yang sempat dilakoninya."Kalau nanti mau dibuka, saya buka nanti tatanan ini," katanya.

Tak hanya titel bodong, Sutarman sebagai ketua Paguyuban Tunggal Rahayu juga mencetak uang sendiri menggunakan print. Uang rupiah yang dicetak dan dipakai transaksi Paguyuban Tunggal Rahayu diklaim pimpinannya, Sutarman alias Cakraningrat untuk membangkitkan sejarah.

Paguyuban Tunggal Rahayu memiliki empat pecahan mata uang. Yakni 1.000, 5.000, 10.000, dan 20.000. Di pecahan 20.000, terdapat foto Sutarman.

montase : Tribun Jabar
montase : Tribun Jabar

Tampang Sutarman, pemimpin kelompok Paguyuban Tunggal Rahayu di Garut. Mengaku sebagai Prof Tjakraningrat.

Baca Juga: Usai Dihujat Karena Pakai Sarung Tangan Latex Saat Belanja, Selebgram Cantik Ini Dapat Teguran Keras Dari Dokter Usai Aksi TikToknya Viral

Baca Juga: Sempat Dibuat Muak Sampai Singgung Karma, Henny Mona Kini Tuntut Rio Reifan dengan Nominal Bernilai Fantastis

Menurut Sutarman, uang itu dicetak olehnya menggunakan printer.

Ia tak pernah mengambil desain uang yang dibuat Pemerintah Republik Indonesia (RI) karena bisa masuk penipuan."Saya tidak pernah cetak uang pecahan Rp 100 ribu walaupun satu lembar. Saya tidak pernah mengambil yang dipakai oleh pemerintah itu. Sebab itu masuknya penipuan nanti,” kata Sutarman, Jumat (11/9/2020).Ia berani mencetak uang karena memiliki data perjanjian awal.Uang yang digunakannya merupakan desain era 1960-an.Uang tersebut sengaja dicetak untuk membangkitkan asal usul pembuatannya. Sutarman menambahkan, banyak yang tak tahu sejarah sehingga ia berani keluar dan mencetak uang.“Asal usulnya dari mana, sejarahnya dari mana, kronologinya seperti apa, historisnya seperti apa. Jadi ini banyak yang tidak tahu sejarah,” ujarnya.

Diperiksa PolisiPimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu, Cakraningrat alias Sutarman akan diperiksa polisi, Kamis (10/9/2020).

Sutarman baru diperiksa sebagai saksi dalam kasus penipuan dan terkait paguyuban.Kasatreskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng, mengatakan, sejak beberapa hari lalu pihaknya sudah mengirim surat pemanggilan kepada Sutarman.Sutarman pun hadir ke Mapolres Garut.

Baca Juga: Sudah Hidup Tenang Terbebas dari Kasus Penggelapan Uang, Irwansyah Tiba-tiba Dikabarkan Kembali Diperiksa Polisi, Ada Apa?

Baca Juga: Jauh-jauh ke Surabaya Setelah Sebelumnya Sempat Mangkir, Boy William Diperiksa Sehari Penuh di Polda Jatim Terkait Kasus Pembobolan Kartu Kredit"Sutarman akan kami periksa hari ini. Informasinya dia sedang dalam perjalanan ke sini (Polres Garut) untuk diperiksa sebagai saksi," ucap Maradona, Kamis (10/9/2020).Di pemeriksaan awal ini, Maradona menyebut akan meminta keterangan terkait aktivitas Paguyuban Tunggal Rahayu.

Pihaknya pun ingin mengonfirmasi sejumlah isu soal paguyuban."Untuk soal dugaan penipuan, faktanya sudah kami temukan. Nanti akan kami dalami lagi," katanya.Polisi juga akan memeriksa Sutarman terkait perubahan lambang negara, pembuatan dan penggunaan mata uang, serta soal penggunaan titel dalam nama pimpinan paguyuban.Saat ini Sutarman belum ditetapkan sebagai tersangka.Persoalan paguyuban ini akan ditindak secepat mungkin.Jika keterangan dari Sutarman dan alat bukti cukup, maka akan segera dilakukan gelar perkara."Biar jelas status hukumnya seperti apa. Untuk sekarang masih berstatus sebagai saksi," ujarnya.Fakta yang sudah terungkap saat ini baru seputar kasus penipuan.Sutarman disebut menipu anggotanya dengan menjanjikan uang dari Bank Swiss.Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Sutarman Ketua Paguyuban Tunggal Rahayu Bikin Geger, Berani Cetak Uang Sendiri Bergambar Wajahnya

Editor : Saeful Imam

Sumber : Tribunstyle.com