Salah Kaprah! Rasa Lemas Saat Puasa Sering Diartikan Tak Kuat, Begini Penjelasan Ahli hingga Sebut Ada Lingkaran Sesat

Sabtu, 25 April 2020 | 10:10
Freepik

Alasan tubuh cepat lelah di saat berpuasa

Salah Kaprah! Rasa Lemas Saat Puasa Sering Diartikan Tak Kuat, Begini Penjelasan Ahli hingga Sebut Ada Lingkaran Sesat.

GridHITS.id- Saat ini umat muslim tengah menjalani puasa hari pertama di bulan Ramadhan.

Tentunya hal itu membuat umat muslim dalam 1 bulan ke depan tidak makan serta minum sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam.

Akibatnya tak jarang orang yang merasakan lemas di tubuhnya ketika di saat menjalankan puasa.

Baca Juga:Cari Tahu Yuk Moms, Cara Jaga Daya Tahan Tubuh Ibu Hamil Saat Puasa Agar Tetap Bugar dan Fit

Mungkin di hari pertama belum terlalu terasa terlebih kini tengah berlaku PSBB sehingga aktivitas luar rumah lebih terbatas.

Tapi tahu tidak Moms? Rasa lemas tersebut ternyata ada alasannya secara ilmiahloh.

Diungkapkan dokter ahli gizi dan magister ilmu filsafat, Dr dr Tan Shot Yen, M.Hum bahwa puasa bersifat fisiklah yang membuat orang mudah lemas.

"Kalau cuma puasa fisik, ya lemas," ujar Tan kepada dikutip darikompas.com, Kamis (23/4/2020).

Puasa fisik yang dimaksud Tan sendiri yaitu orang yang hanya menahan lapar dan haus.

Pasalnya orang-orang yang menjalankan puasa fisik akan terus memikirkanrentetan makanan yang akan disantap saat berbuka puasa nanti.

Ketika hal itu terjadi maka memicu hormon pemenuk kenikmatan jasmani diproduksi lebih banyak seperti dipamin dan serotin.

Baca Juga:Hamil Tua Boleh Puasa? Ketahui Faktanya dan Catat yang Harus Diperhatikan Agar Ibadah Berjalan Lancar

Baca Juga: Puasa Pertama, Perasaan Annisa Pohan Campur Aduk Tanpa Kehadiran Ani Yudhoyono Menyambut Ramadhan di Tengah Wabah Corona

Apabila hormon tersebut diproduksi lebih banyak akan membuat rasa ingin memuasi tubuh untuk makan dan minum lebih tinggi lagi.

"Kalau cuma sekadar puasa fisik, ya akhirnya cuma nahan-nahan lapar aja. Jadi di kepala yang muter-muter cuma daftar makanan," ujar Tan.

Tanpa disadari melakukan hal demikian hanya akan membuat tubuh lemas akibat pikiran yang terus bekerja.

Bahkan Tan menyebutkan terdapat siklus 'lingkaran sesat' yang membuat tubuh cepat lemah akibat berbuasa.

Apabila masuk dalam 'lingkaran sesat' akan membuat stimulus dopamin menjadi berlebih.

Dampaknya rasa lapar dan haus akan semakin tinggi yangberujung makan serta minum berlebih ketika berbuka puasa.

Tanpa disadari bukan hanya perut begah, tetapi juga risiko kanker, penyakit jantung, infeksi, gangguan pencernaan, dan perpendekan telomer juga akan terjadi.

Hal itu terjadi karena adanya rasa malas untuk berberak sehingga mengganggu suasana hati dan terjadilah gangguan hormonal.

Baca Juga:Agar Kondisi Janin Bila Ibu Hamil Berpuasa Tidak Menurun, Lakukan Hal Ini Saat Sahur dan Buka Puasa

Baca Juga: Hari Pertama Jalani Ibadah Puasa, Melly Goeslaw Bagikan Kabar Duka yang Mendalam: Saya Ikhlas Mas, Ada Apa?

Terlebih ketika sahur atau berbuka makanan yang dikonsumsi justru tinggi kalori, rendah serat, dan cepat dicerna menjadi gula.

"Dopamin adalah hormon kepuasan. Hobinya teriak-teriak minta dipuaskan. Kebayang jika dimanjain (membayangkan makanan terus selama berpuasa),"ujarnya.

Daripada demikian, pastikan Moms dan Dads jutru masuk ke dalam 'lingkaran sehat' puasa.

Padahal, ditegaskan dia, jika orang yang berpuasa itu melakukan puasa disertai dengan puasa spiritual, maka yang terbentuk di dalam tubuhnya adalah hormon endorphin.

Di mana hormon ini berfungsi sebagai sumber rasa tenang dan bahagia.

Menyertai puasa spiritual juga akan membuat redanya dorongan disik, dan meningkatkan rasa sabar.

Jadi ketika berpuasa menyertai puasa spiritual, siklus yang disebut dengan "lingkaran sehat" pun akan terbentuk.

Ketika terbentuk maka stimulasi dopamin akan cukup sehingga rasa kenyang lebih tahan lama.

Dampaknya berat badan akan stabil, tubuh kuat, sehat, dan proposional.

Tak hanya itu, Moms dan Dads juga tetap dapat bergerak dengan aktif karena suasana hati dan hormonal yang baik serta stabil.

Baca Juga:Puasa Saat Pandemi Covid, Ini Menu Sahur dan Berbuka Puasa yang Buat Tubuh Tidak Gampang Sakit

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Kunci Penangkal Virus Corona, Benarkah Puasa Ampuh Bunuh Virus dan Bakteri?

Perhatikan juga makanan yang dikonsumsi agar rendah kalori, tinggi serat, lambat dicerna menjadi gula, dan tinggi antioksidan.

"Padahal kalau dibarengi puasa spriritual, maka orang-orang ini akan menemukan ketenangan selama sholat, dzikir, dan semua ibadah dapat menghasilkan endorphin, hormon rasa bahagia," jelas dia.

Kebahagian dan ketenangan diri secara emosinal akan membantu menekan hormon dopamin, dan menghindari diri dari rasa lemas saat menjalani ibadah puasa.

Editor : Safira Dita

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya