Sudah Ketuk Palu! Sekarang Sebutan PDP, ODP, dan OTG Pasien Corona Tak Lagi Digunakan dan Dirombak Total Ganti Pakai Istilah Ini

Selasa, 14 Juli 2020 | 17:01
tribunnews.com

Menteri Kesehatan Terawan

Sudah Ketuk Palu! Sekarang Sebutan PDP, ODP, dan OTG Pasien Corona Tak Lagi Digunakan dan Dirombak Total Ganti Pakai Istilah Ini

GridHITS.id -Hingga saat ini wabah virus corona di Indonesia belum mereda.

Namun, ada kabar terbaru mengenai Covid-19 yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Di tengah hiruk pikuk pandemi Covid-19, Terawan Agus Putranto menghapus istilah PDP, ODP, dan OTG.

Seperti diketahui, istilah tersebut kerap dipakai untuk menggolongkan pasien yang terpapa virus corona.

Baca Juga: Peneliti Temukan Virus Corona Pada Bungkus Makanan, Bisakah Menularkannya pada Manusia?

Baca Juga: Bikin Kaget, Wirang Birawa Bongkar Rahasia di Balik Serangan Virus Corona di Indonesia hingga Sarankan Hal Ini

Dilansir dariWartakota,istilah yang sudah akrab di telinga warga Indonesia itu diganti.

Melalui keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 yang ditandatangani pada Senin (13/7).

Lantas, diganti dengan istilah apa ya?

Pixabay.com/ geralt

Ilustrasi virus corona

Dikutip dari lembaran Kepmenkes (14/7/2020), PDP (Pasien Dalam Pengawasan) diubah istilahnya menjadi Kasus Suspek.

Sedangkan, ODP (Orang Dalam Pemantauan) berganti menjadi Kontak Erat.

Dan OTG (Orang Tanpa Gejala) diganti menjadi Kasus Konfirmasi Tanpa Gejala (Asimtomatik).

Kasus suspek

Baca Juga: Berawal dari Rapid Test, 25 Dokter dan PPDS di Solo Positif Covid-19 Setelah Pesta Wisuda

Baca Juga: Waspada Virus Corona Menular Lewat Udara, 7 Gejala Langka Ini Akan Mulai Muncul Saat Terkena Virus Covid-19

- Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara atau wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.

- Orang dengan salah satu gejala atau tanda ISPA dan selama 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable Covid-19.

- Orang dengan ISPA berat atau pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Kasus probable

Sedangkan, kasus probable yaitu kasus suspek dengan ISPA berat atau meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dan belum ada hasil pemeriksaan RT-PCR.

Kasus konfirmasi

Seseorang yang termasuk dalam kategori ini yaitu apabila sudah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 yang sudah dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

Kasus konfirmasi masih dibagi menjadi dua, di antara sebagai berikut:

Baca Juga: Aktor India Ini 'Nekat' Bakal Jual Ginjal untuk Bayari Tagihan Listrik yang Terus Melonjak di Tengah Pandemi Covid-19

Baca Juga: Tak Hanya Menyebar Lewat Udara Gugus Tugas Sebut Covid-19 Bisa Menyerang Di Tempat-tempat Ini

- Simptomatik atau kasus konfirmasi dengan gejala

- Asimptomatik atau kasus konfirmasi tanpa gejala.

Kontak erat

Seseorang yang termasuk ke dalam kontak erat yaitu yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atay kasus konfirmasi virus corona.

- Kontak tatap muka atau berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter, dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.

- Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable (salaman, pegangan tangan, dan lain-lain).

-Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat (penjelasan sebagaimana terlampir).

Baca Juga: Siap-siap Menyambut Wabah Virus Corona Mereda, Pemerintah Indonesia Sebut Vaksin Buatan Lokal Siap Diproduksi Besar-besaran pada Pertengahan Tahun 2021

Baca Juga: Kabar Terbaru Terkait Covid-19 di Tanah Air, Pakar Ahli Sebut Virus Vorona Bisa Bertahan di Kulit Hewan Sampai Berhari-hari

Perlu diketahui pada ada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk menemukan kontak erat. Periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.

Kemudian, pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.

Editor : Yosa Shinta Dewi

Sumber : Kompas.com, Wartakota

Baca Lainnya