Kabar Buruk di Tengah Wabah Corona, Peneliti Kembali Temukan Virus Baru yang Gejalanya Mirip Covid-19

Rabu, 08 Juli 2020 | 15:00
freepik

Peneliti Kembali Temukan Virus Baru yang Gejalanya Mirip Covid-19

Kabar Buruk di TengahWabah Corona,Peneliti Kembali TemukanVirus Baru yang Gejalanya Mirip Covid-19

GridHITS.id - Peneliti kembali temukan virus baru yang gejalanya mirip Covid-19. Virus apakah itu?

Seperti diketahui bersama jika hingga kini virus corona masih menjadi momok bagi seluruh masyarakat penjuru dunia.

Belum usai virus corona menghantui Tanah Air, bermunculan virus baru yang gejalanya disebut mirip Covid-19.

Hewan bisa membawa kuman berbahaya, seperti bakteri, jamur, parasit, dan virus, yang kemudian berpindah pada manusia hingga menyebabkan timbulnya zoonosis.

Zoonosis penyakit hewan ditularkan ke manusia. Beberapa di antaranya tidak membuat hewan sakit, namun bisa membuat manusia sakit. Penyakit dan infeksi terkait zoonosis ini berkisar antara ringan hingga berat, bahkan juga bisa berakibat fatal.

Baca Juga: Kabar Terbaru Terkait Covid-19 di Tanah Air, Pakar Ahli Sebut Virus Vorona Bisa Bertahan di Kulit Hewan Sampai Berhari-hari

Baca Juga: Viral Kalung Antivirus Buatan Kementan Dipercaya Bisa Tangkal Virus Corona, Sherina Munaf: Semoga Nyawa Tidak Melayang

Penyakit atau infeksi zoonosis yang disebarkan oleh nyamuk dan kutu adalah beberapa penyakit yang paling serius.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 61% dari semua penyakit yang terjadi pada manusia berasal dari zoonosis.

Pixabay.com/ geralt

Ilustrasi virus corona

Begitu pula 75% penyakit baru yang ditemukan dalam dekade terakhir ini juga zoonosis, misalnya yang sedang menjadi pandemi adalah Covid-19 yang berasal dari virus corona (Sars-Cov-2) yang diduga keras berasal dari kelelawar.

Belum reda Covid-19 dan flu babi, kini muncul penyakit yang diduga wabah pes, penyakit yang menyebabkan pandemi Maut Hitam atau Black Death, hari Minggu (05/07/20) di wilayah Cina Mongolia. Pihak berwenang di wilayah itu langsung berada dalam siaga tinggi.

Di Amerika Serikat, ada penyakit hewan ditularkan ke manusia yang dikenal sebagai anaplasmosis, juga diperkirakan meningkat.

Dilansir Medical Daily, penyakit tersebut menyebar ke orang-orang melalui gigitan kutu, demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Menurut CDC, beberapa gejala anaplasmosis, meliputi demam, sakit kepala, kedinginan dan nyeri otot yang mirip dengan gejala Covid-19

Celakanya, penyakit tersebut meningkat di bagian timur laut New York, AS yang juga dihantui pandemi virus corona.

Baca Juga: Bulan Ini Jadi Kabar Gembira Untuk Seluruh Pelajar di Indonesia di Tengah Pandemi Corona, Mendikbud: Pembelajaran Jarak Jauh Akan Permanen

Baca Juga: Mendadak 'BOS' WHO Minta Maaf Terkait Virus Corona yang Kian Mewabah: Saya Meminta Maaf, yang Terburuk Bakal Datang

Byron Backenson, wakil direktur Biro Pengendalian Penyakit Menular Departemen Kesehatan negara bagian tersebut, mengungkapkan hal ini melalui Adirondack Explorer.

Bagi mereka yang tidak menyadari, gejala anaplasmosis, biasanya dimulai satu hingga dua minggu setelah seseorang terkena gigitan kutu ini.

Anaplasmosis, bukan penyakit yang mudah ditemui. Meski langka, penyakit ini bisa fatal jika tidak ditangani dengan benar.

Karena sebagian besar perhatian orang tertuju pada Covid-19, Backenson mengakui sulit menginformasikan kepada publik tentang penyakit hewan ditularkan ke manusia bernama anaplasmosis ini.

Tambah rumit, penyakit ini dibayangi oleh penyakit Lyme, penyakit yang juga ditularkan melalui kutu yang biasa ditemukan di New York.

Ada lebih dari 5.500 kasus yang dilaporkan setiap tahun akibat penyakit ini.

AS mendapati lebih dari 300 kasus terkait dengan anaplasmosis pada 2009. Namun, kasus penyakit ini diperkirakan telah meningkat.

Berdasarkan catatan dari 2018, kasus-kasus penyakit ini meningkat lebih dari tiga kali lipat. Dibanding dengan penyakit Lyme, anaplasmosis lebih mudah didiagnosis.

Menurut CDC, pengobatan biasa untuk penyakit ini dilakukan melalui pemberian antibiotik.

Dengan sebagian besar negara yang mulai membuka diri, kemungkinan terinfeksi atau digigit kutu saat berada di luar rumah bisa menambah persoalan.

Baca Juga: Kabar Gembira Kondisi Perekonomian di Tengah Wabah Corona, Morgan Stanley: Indonesia Negara dengan Pemulihan Ekonomi Tercepat Setelah China

Baca Juga: WHO Bunyikan Peringatan Untuk Seluruh Dunia Termasuk Indonesia Berpotensi Jadi Episentrum Virus Corona, Masyarakat Diminta Waspada: Ini Belum Berakhir

Sebabnya sebagian besar orang pasti ingin keluar rumah, setelah berbulan-bulan terkurung.

Untuk mengurangi kemungkinan adanya penyakit hewan ditularkan ke manusia seperti digigit oleh kutu penyebab anaplasmosis, Departemen Kesehatan di AS meminta warga menghindari area tertentu, termasuk tempat dengan banyak pepohonan atau berumput.

Alasannya, serangga ini menempel pada rumput atau semak-semak. Hewan ini biasanya tinggal di taman atau halaman rumah, terutama di tepi hutan atau dinding batu tua.

Warga juga diminta menghindari kontak dengan tanah, daun, dan tumbuh-tumbuhan. Akan lebih baik menggunakan sepatu, celana panjang dan baju lengan panjang, jika melalui tempat-tempat yang disebutkan di atas.

Sering memeriksa pakaian dan memantau kulit yang terpapar oleh kutu secara teratur juga disarankan.

Artikel ini sudah pernah tayang di GridHealth dengan judul: Penyakit Hewan Ditularkan ke Manusia Semakin Banyak, Kini Muncul Anaplasmosis yang Gejalanya Mirip Covid-19

Editor : Safira Dita

Sumber : Gridhealth

Baca Lainnya