Viral Tanda-tanda Kiamat Sudah Dekat, Seiring Mulai Memuncaknya Pandemi Akan Muncul Dukhan Atau Asap Tebal Pada 8 Mei 2020, ini Pendapat MUI

Kamis, 07 Mei 2020 | 11:49
Foto : nextren.grid.id

Kepulan asap di Australia. Munculnya kabut asap dianggap sebagai tanda-tanda kiamat yang akan muncul pada 15 Ramadan atau 8 Mei 2020

Viral Tanda-tanda Kiamat Sudah Dekat, Seiring Akan Munculnya Dukhan Pada 15 Ramadan atau 8 Mei 2020, ini Pendapat MUI

GridHITS.id - Wabah corona masih merajalela.

Penderita positifnya masih terus bertambah dari hari ke hari.

Bahkan, hingga hari ini belum ada tanda-tanda pandemi covid-19 akan berakhir.

Lalu kapankah pandemi ini akan memuncak.

Baca Juga:Baru Saja Ditangkap Polisi, Ketua RT Penolak Jenazah Perawat Kembali Dilanda Musibah Baru, Apa?

Baca Juga:Peneliti ITB : Bila Pemerintah DKI Jakarta Ambil Kebijakan ini, Korban Covid-19 Tak Akan Mencapai Angka Puluhan Ribu

Sebagian berpendapat pada Mei ini dimulai puncak pandemi.

Dilansir GridHITS dari kompas.com,prediksi periode puncak pandemi virus corona di Indonesia disebutkan akan dimulai pada awal Mei dan berakhir sekitar awal Juni.

Keterangan ini disampaikan oleh Ketua Tim Pakar Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia Wiku Adisasmito dalam konferensi pers pada 16 April lalu melalui akun Youtube Sekretariat Presiden.

"Kami telah mereview dan mengombinasikan seluruh prediksi, puncak pandemi akan dimulai pada awal Mei dan berakhir sekitar awal Juni," tutur Wiku.

Kabar viral tentang fenomena Dukhan pada hari Jumat 15 Ramadhan 1441 H atau 8 Mei 2020 mendatang, ditanggapi Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dukhan yang dalam bahasa Arab adalah kabut atau asap tebal kembali menjadi perbincangan viral di grup-grup WhatsApp (WA) dan media sosial (medsos) dalam beberapa hari terakhir.

Saat bersamaan pada Jumat 15 Ramadhan 1441 H atau 8 Mei 2020 mendatang ada asteroid (benda ruang angksa) yang akan melintasi bumi.

Baca Juga:Dulu Dihujat karena Sering Menikah Setingan, Kini Artis ini Nikahi Pengusaha Kaya dan Bisa Ngungsi ke Pulau Terpencil karena Takut Corona

Baca Juga:Hampir Satu Bulan Menjalani Masa Karantina, Sarwendah Tiba-Tiba Curahkan Kondisi Tak Terduga Ruben Onsu di Tengah Wabah Virus Corona, Ada Apa?

Sehingga, Dukhan yang diyakini sebagai tanda kiamat dikabarkan benar-benar akan terjadi pada hari Jumat 8 Mei 2020.

Lalu bagaimana kebenarannya?

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengatakan fenomena Dukhan (bahasa Arab: kabut/asap tebal) sebagai petanda hari kiamat yang disebut-sebut pada 15 Ramadhan 1441 H, Jumat (8/5/2020), sejatinya tidak dapat dibenarkan karena waktu pasti kiamat hanya Allah SWT yang tahu.

"Menurut saya, yang tahu kapan kiamat itu akan tiba hanya Tuhan saja yang tahu.

Nabi Muhammad SAW pun yang dicintai dan disayangi oleh Allah SWT tidak dikasih tahu oleh-Nya," kata Buya Anwar saat dihubungi kantor berita resmi Antara, dari Jakarta, Rabu (6/5/2020).

Secara substansial, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengajak umat Islam dan masyarakat untuk selalu mempersiapkan diri dengan amalan baik.

Sehingga kapan pun kiamat itu terjadi akan siap karena tidak ada petunjuk tanggal pasti hari akhir.

Baca Juga:Jangan Langsung Santap, Makanan Kiriman Ojol Berpotensi Tularkan Virus Corona, ini Tip Supaya Tetap Aman dan Sehat!

Baca Juga:Pandemi Belum Mereda, Denny Darko Malah Ungkap Hal ini Lebih Berbahaya Daripada Virus Corona, Apa?

Umat Islam, kata dia, selalu mengimani kiamat memiliki dua jenis yaitu kiamat kecil dan kiamat besar.

Kiamat besar adalah hari akhir sesungguhnya, sementara kiamat kecil itu sebagaimana kematian dari masing-masing individu manusia.

"Oleh karena itu, yang penting bagi kita lakukan adalah bagaimana kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi kiamat kecil yaitu kematian dari diri kita masing-masing," katanya.

Maka dari itu, Anwar mengajak umat dan masyarakat untuk tidak panik dengan viralnya soal Dukhan serta terus fokus dengan perbaikan diri dan melakukan segala urusan secara seimbang.

"Kiamat itu urusan Allah dan bukan urusan kita.

Jadi mari kita urusi apa yang menjadi tugas kita dan jangan kita urusi apa yang menjadi urusan Allah," katanya.

Adapun kabar mengenai Dukhan sebagai salah satu tanda akan datangnya hari akhir, yang belakangan viral di media sosial, sejumlah ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang Dukhan.

Baca Juga:Bikin Kaget, Selain Virus Corona yang Jadi Pembunuh No. 1, di Laboratorium Wuhan ini Masih Tersimpan 1.500 Virus Paling Mematikan di Dunia!

Baca Juga:Bikin Senang, Obat yang Bisa Lumpuhkan Virus Corona Sudah Siap Dikirimkan, Dexa Medica Sumbangkan Obat untuk 5000 Pasien

Pertama, sebagian menyebut itu sebagai salah satu tanda hari kiamat yang belum terjadi.

Kedua, Dukhan adalah khayalan yang menimpa kaum Quraisy ketika mereka mengalami kelaparan ekstrem atas doa Nabi Muhammad SAW.

Ketiga, Dukhan adalah debu yang mengepul di hari kemenangan kaum Muslimin atas Kota Mekkah sehingga materi kecil itu menutupi langit.

Sementara itu, ada anggapan umum terdapatnya hadis Nabi SAW bahwa Dukhan merupakan kabut asap yang gelap, tebal, tidak ada oksigen dan panas sehingga memicu bumi gelap gulita yang erat kaitan dengan tanda datangnya hari kiamat.

Sejumlah ulama berpendapat hadis tersebut tidak memiliki riwayat perawi yang baik dan secara substansi tidak tepat sehingga kebenarannya disangsikan.

Baca Juga:Jutaan Masyarakat Sudah Berhasil! 5 Langkah Mudah Ini Bisa Dicoba Jika Ingin Dapatkan Token Listrik PLN Gratis

Baca Juga:Kabar Gembira! Cukup Chat Lewat Whatsapp, Ini Langkah-langkah Nikmati Listrik Gratis dan Diskon 50% dari PLN

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga menyebut asteroid yang akan melintasi bumi pada Jumat (8/3/2020) berkategori aman dan tidak membahayakan bumi.

Dengan begitu, hal itu tidak dapat dikaitkan dengan kebenaran informasi Dukhan terjadi pada 15 Ramadhan 1441 Hijriah (H). (Antara)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul VIRAL Fenomena Dukhan Hari Jumat 15 Ramadhan 1441 H atau 8 Mei 2020, Ini Penjelasan MUI

Editor : Saeful Imam

Sumber : Surya

Baca Lainnya