Peneliti ITB : Andai Saja Pemerintah DKI Jakarta Ambil Kebijakan ini, Korban Covid-19 Tak Akan Mencapai Angka Puluhan Ribu
GridHITS.id - Wabah corona masih merajalela di tanah air.
DKI Jakarta sebagai pusat penyebaran wabah pun menjadi sorotan.
Bahkan, beberapa ahli mengungkapkan, korban di DKI Jakarta lebih banyak dari yang diungkap Ketua Gugus Covid-19.
Mengutip dariKompas.com, per Sabtu (11/4/2020) sore, jumlah korban yang terinfeksi virus corona di DKI Jakarta telah menyentuh angka 1.948 orang.
Ironisnya, di tengah wabah yang masih merajalela, sejumlah ilmuwan justru membeberkan data penelitian yang cukup mencengangkan.
Para ilmuwan yang tergabung dalam SimcovID Team dari berbagai universitas, mengatakan bahwa virus corona sebenarnya telah menginfeksi 32.000 orang di Jakarta.
“Riset ini, kami melihat fenomena yang ada. Ada juga memasukkan estimasi kebutuhan ICU," ujar peneliti ITB, Dr. Nuning Nuraini yang terlibat dalam penelitian itu kepadaKompas.com, Sabtu (11/4/2020).
Nuning menjelaskan angka estimasi terkait ada 32.000 orang yang telah terinfeksi virus corona, terlebih dahulu melihat angka kematian akibat virus SARS-CoV-2 ini.
Lebih lanjut, Nuning mengatakan bahwa data kematian tersebut lantas diestimasi melalui model SEIQRD (Suceptible-Exposed-Quarantine-Recovery-Death).
Olahan data tersebut lantas digunakan untuk menentukan kasus yang tidak terdeteksi.
"Penentuan parameter yang kami pakai ini bisa jadi mengeluarkan angka yang beda dengan peneliti lain," ujar Nuning.
Meski angka perkiraannya cukup tinggi, Nuning menuturkan bahwa PSBB yang dipilihpemerintahDKI Jakartamerupakan salah satu langkah yang tepat.
Selain untuk menekan jumlah kasus, cara tersebut juga diharapkan dapat memutus rantai penyebaranvirus corona.
“Jelas (PSBB) bisa (turunkan potensi kasus Covid-19). Jadi itu, kan estimasi dengan kondisi angka kematian yang tinggi. Sehingga angka kematian akibat Covid-19 bisa ditekan dan potensi total kasus akan lebih rendah," sambung Nuning.
Dikatakan oleh Nuning, PSBB diperkirakan dapat menekan mobilitas penularan virus corona sampai 10 persen.
"Mitigasi kalau yang bergerak 50 persen, jika sampai di bawa 50 persen maka boleh didefinisikan sebagai mitigasi keras," imbuh Nuning.
Adapun strategi mitigasi yang dimaksud bertujuan agar rumah sakit dapat menampung pasien yang memerlukan perawatan medis.
Sebab, epidemi baru bisa dikatakan berakhir apabila hampir seluruh penduduk terinfeksi dan terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
Sedangkan supresi, jika laju penambahan kasus baru terus berkurang, sehingga penyakit Covid-19 ini hilang dari masyarakat.
Lalu, setelah penyakit tersebut hilang, ada kemungkinan terjadinya gelombang kedua, ketiga dan seterusnya.
Artikel ini pernah ditulis di Nakita.id dengan judul :Kabar Baik di Tengah Wabah Virus Corona, Ilmuwan Yakin Jumlah Kasus di DKI Jakarta Tak Akan Mencapai Puluhan Ribu Orang Asalkan Langkah Ini Buru-buru Dilakukan, Apa?