Berhasil! Ketua Ilmuwan Asal Amerika Temukan Obat yang Ampuh Pulihkan Penderita Corona dengan Cepat, Donald Trump Sampai Sumringah

Jumat, 01 Mei 2020 | 20:29
Reuters via Kompas

Presiden Donald Trump senang saat pimpinan ilmuwan asal Amerika Serikat ungkapkan sudah menemukan obat untuk basmi corona

Berhasil! Ketua Ilmuwan Asal Amerika Temukan Obat yang Ampuh Pulihkan Penderita Corona dengan Cepat, Donald Trump Sampai Sumringah

GridHITS.id - Wabah corona masih merajalela di seluruh dunia.

Salah satu negara terdampak adalah Amerika Serikat, dimana korban berjatuhan sangat banyak.

Sampai berita ini ditulis, tiap 24 jam korban meninggal hampir menembus angka 2000 orang di Amerika Serikat.

Baca Juga:Baru Saja Ditangkap Polisi, Ketua RT Penolak Jenazah Perawat Kembali Dilanda Musibah Baru, Apa?

Baca Juga:Peneliti ITB : Bila Pemerintah DKI Jakarta Ambil Kebijakan ini, Korban Covid-19 Tak Akan Mencapai Angka Puluhan Ribu

Berbagai pihak pun mendesak agar pemerintah dan para ilmuwan menciptakan obat mujarab untuk memusnahkan virus covid-19 ini.

Kabar baiknya, kabar terakhir beberapa ilmuwan asal Amerika menemukan obat ampuh untuk membasmi corona.

Pimpinan Lembaga Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), Dr Anthony Fauci membuat pernyataan di Gedung Putih setelah perusahaan pembuat obat Remdesivir, Gilead Sciences.

Ada Bukti kuat bahwa obat itu mampu menghentikan virus corona.

Fauci mengatakan sebagaimana dikutip oleh media Perancis, AFP,

"Data menunjukkan bahwa remdesivir memiliki efek positif yang jelas dan signifikan dalam mengurangi waktu untuk pemulihan."

Dia juga menambahkan kalau remdesivir bisa menghalangi virus corona.

Seorang ilmuwan terkemuka AS yang mengawasi uji coba klinis besar-besaran terhadap anti-Virus yang sangat dinanti-nantikan itu, pada Rabu (29/4/2020) menyebut remdesivir terbukti mampu menghalangi atau memblokir virus corona.

Baca Juga:Dulu Dihujat karena Sering Menikah Setingan, Kini Artis ini Nikahi Pengusaha Kaya dan Bisa Ngungsi ke Pulau Terpencil karena Takut Corona

Baca Juga:Hampir Satu Bulan Menjalani Masa Karantina, Sarwendah Tiba-Tiba Curahkan Kondisi Tak Terduga Ruben Onsu di Tengah Wabah Virus Corona, Ada Apa?

Sementara itu, NIAID diharapkan bisa merilis ringkasan hasil yang detil.

Hal ini merupakan pengobatan pertama yang terbukti meningkatkan hasil melawan virus corona yang menyebabkan Covid-19 dan telah merenggut nyawa lebih dari 200.000 orang di seluruh dunia.

Sementara itu, ada beberapa berita beragam tentang antivirus intravena dalam beberapa pekan terakhir.

Ringkasan hasil yang diunggah di situs web Badan Kesehatan Dunia pekan lalu menunjukkan kegagalan dalam uji coba China yang lebih kecil.

The Lancet pada Rabu (29/4/2020) telah menerbitkan makalah resmi yang menggambarkan eksperimen tersebut.

Diceritakan bahwa dalam eksperimen itu terdapat 237 pasien di Wuhan, China, di mana dokter tidak menemukan dampak positif dari pemberian obat dibandingkan dengan kelompok kontrol orang dewasa kecuali untuk pasien yang membutuhkan ventilator.

Baca Juga:Jangan Langsung Santap, Makanan Kiriman Ojol Berpotensi Tularkan Virus Corona, ini Tip Supaya Tetap Aman dan Sehat!

Baca Juga:Pandemi Belum Mereda, Denny Darko Malah Ungkap Hal ini Lebih Berbahaya Daripada Virus Corona, Apa?

Namun, uji coba di China itu dihentikan lebih awal karena tidak dapat merekrut cukup orang yang memenuhi tujuan awal mereka.

Selain itu, para ahli juga mempertimbangkan terlalu kecil untuk menarik kesimpulan yang dapat diandalkan.

Fauci bahkan mengatakan uji coba itu, "Bukan studi yang memadai."

Namun, uji coba yang dipimpin AS yanng dimulai akhir Februari sejauh ini merupakan yang terbesar untuk menyelidiki remdesivir dan secara teknis paling kuat.

Berdasarkan lembar data, perkiraan pendaftaran adalah 800 pasien. Sebagian dari mereka menerima obat sementara selebihnya menerima plasebo dengan uji coba yang dilakukan di beberapa titik lokasi di seluruh dunia.

Baik pasien mau pun dokter, mereka tidak mengetahui dari kelompok mana mereka berasal, untuk menghilangkan bias yang tak disadari.

Waktu untuk pemulihan Tujuan utamanya adalah untuk mengevaluasi berapa lama pasien dapat pulih dan tidak menggunakan obat dengan tiga kategori pemulihan yang berbeda:

Pertama, dirawat di rumah sakit tetapi tidak lagi membutuhkan oksigen (dari alat).

Baca Juga:Bikin Kaget, Selain Virus Corona yang Jadi Pembunuh No. 1, di Laboratorium Wuhan ini Masih Tersimpan 1.500 Virus Paling Mematikan di Dunia!

Baca Juga:Bikin Senang, Obat yang Bisa Lumpuhkan Virus Corona Sudah Siap Dikirimkan, Dexa Medica Sumbangkan Obat untuk 5000 Pasien

Kedua, keluar dari rumah sakit tetapi masih aktivitas rumah masih terbatas.

Ketiga, keluar dari rumah sakit tanpa batasan aktivitas di rumah.

Tanpa data numerik, sulit untuk menilai seberapa baik pasien melakukannya, tetapi pernyataan Gilead Sciences menunjukkan adanya peningkatan keseluruhan pada plasebo.

Ini adalah uji coba fase 3, tahap terakhir sebelum obat apa pun dapat menerima persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA).

Remdesivir, yang sebelumnya gagal dalam uji coba terhadap Ebola, termasuk golongan obat yang bekerja pada virus secara langsung.

Yaitu bertentangan dengan mengendalikan tanggapan autoimun yang abnormal dan sering menimbulkan respons autoimun yang mematikan.

Pola itu meniru salah satu dari empat blok bangunan RNA dan DNA dan diserap ke dalam genom virus, yang pada gilirannya menghentikan patogen dari proses replikasi.

Baca Juga:Jutaan Masyarakat Sudah Berhasil! 5 Langkah Mudah Ini Bisa Dicoba Jika Ingin Dapatkan Token Listrik PLN Gratis

Baca Juga:Kabar Gembira! Cukup Chat Lewat Whatsapp, Ini Langkah-langkah Nikmati Listrik Gratis dan Diskon 50% dari PLN

Obat antimalaria hidroksi kloroquin dan kloroquin juga banyak digunakan terhadap pasien Covid-19 sambil menunggu hasil dari uji coba besar, dengan studi awal campuran.

Terapi lain yang sedang dipelajari termasuk mengumpulkan antibodi dari penyintas Covid-19 dan menyuntikkannya pada pasien, atau memanen antibodi dari tikus rekayasa genetika yang sengaja terinfeksi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fauci Sebut Remdesivir Produksi Gilead Sciences Terbukti Signifikan Melawan Virus Corona"

Tag

Editor : Saeful Imam

Sumber Kompas