Bukan Usia Lanjut atau Penyakit Bawaan, ini Penyebab Warga Jakarta Rawan Kena Gejala Parah Atau Kematian Akibat Corona

Jumat, 01 Mei 2020 | 13:39
indoindians

Monas yang tampak berkabut karena polusi udara di Jakarta. Polusi dianggap memperparah penyebaran corona bahkan sebabkan kematian.

Bukan Usia Lanjut atau Penyakit Bawaan, ini Penyebab Warga Jakarta Rawan Kena Gejala Parah Atau Kematian Akibat Corona

GridHITS.id - Wabah corona masih merajalela di tanah air.

Jumlah penderita positifnya naik dari hari ke hari.

Jumlah penderita positif terbanyak ada di DKI Jakarta sebagai ibukota Indonesia.

Baca Juga:Baru Saja Ditangkap Polisi, Ketua RT Penolak Jenazah Perawat Kembali Dilanda Musibah Baru, Apa?

Baca Juga:Peneliti ITB : Bila Pemerintah DKI Jakarta Ambil Kebijakan ini, Korban Covid-19 Tak Akan Mencapai Angka Puluhan Ribu

Kasus kematiannya pun sangat tinggi.

Saat berita ini ditulis, jumlah penderita positif corona di Jakarta mencapai 4.283 orang, dengan jumlah kematian mencapai 393 orang.

Jumlah di atas hampir mencapai separuhnya jumlah penderita positif di seluruh negeri, yang mencapai 10.118 orang.

Mengapa Jakarta miliki kasus kematian dan penderita positif terbanyak.

Selain penduduknya padat dan menjadi lalu lintas antar negara di dunia, ternyata faktor kondisi cuaca menjadi pemicu.

Guru Besar Universitas Indonesia dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Budi Haryanto meyakini bahwa polusi udara di wilayah Jakarta bisa menjadi salah satu pemicu tingginya angka kasus terkonfirmasi positif dan kematian akibat Covid-19.

Hal tersebut karena orang-orang yang sudah lama terpapar polusi udara menjadi kelompok yang paling rentan terkena Covid-19.

Baca Juga:Dulu Dihujat karena Sering Menikah Setingan, Kini Artis ini Nikahi Pengusaha Kaya dan Bisa Ngungsi ke Pulau Terpencil karena Takut Corona

Baca Juga:Hampir Satu Bulan Menjalani Masa Karantina, Sarwendah Tiba-Tiba Curahkan Kondisi Tak Terduga Ruben Onsu di Tengah Wabah Virus Corona, Ada Apa?

Budi menjelaskan, studi yang dilakukan Universitas Harvard menemukan adanya keterkaitan antara peningkatan 1 gram meter kubik PM2.5 dengan kualitas udara saat ini yang berdampak pada meningkatnya kematian akibat Covid-19 hingga 15 persen.

Lebih lanjut, risiko kematian akibat Covid-19 lebih besar 4,5 kali lipat di wilayah berpolusi PM2.5 yang tinggi, jika dibandingkan dengan daerah berpolusi rendah.

Sebab, gangguan kesehatan atau penyakit kronis yang diakibatkan oleh pencemaran udara dapat menjadi komorbiditas yang memperparah penderita Covid-19.

“Sebenarnya kalau mau menggunakan hasil hasil temuan yang sudah ada di dunia itu dan melihat pada konsentrasi PM2.5 rata-rata yang ada di Jakarta. Sebenarnya kita bisa mengasumsikan terjadinya peningkatan seperti itu,” ujarnya dalam diskusi online, Kamis (30/4/2020).

Menurut Budi, polusi udara yang tinggi dapat mengakibatkan seseorang mengalami gangguan kesehatan atau terkena penyakit, seperti ISPA, asma, dan penyakit pernapasan lainnya.

Penyakit penyerta itu membuat sistem kekebalan tubuh seseorang tidak mampu melawan virus corona jenis baru.

Akibatnya, kondisi kesehatannya akan semakin memburuk ketika terinfeksi Covid-19.

“Tidak seratus persen imunitas tubuh bisa melawan Covid-19, dibanding dengan orang yang tidak punya komorbiditas. Sementara orang yang sehat dan kemudian terkena virus, imun tubuhnya masih bisa melawan,” ungkapnya.

Baca Juga:Jangan Langsung Santap, Makanan Kiriman Ojol Berpotensi Tularkan Virus Corona, ini Tip Supaya Tetap Aman dan Sehat!

Baca Juga:Pandemi Belum Mereda, Denny Darko Malah Ungkap Hal ini Lebih Berbahaya Daripada Virus Corona, Apa?

8 Kelurahan Masih Zero Corona

Jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta menembus angka 4.033 orang hingga Rabu (29/4/2020).

Dari total pasien yang terinfeksi virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) itu, 412 pasien dinyatakan sembuh, sementara 381 pasien meninggal dunia.

Berdasarkan informasi di situs web corona.jakarta.go.id, domisili pasien positif Covid-19 tersebar di 259 kelurahan di seluruh kecamatan di Jakarta.

Dari total 267 kelurahan, berarti ada delapan kelurahan yang masih terbebas dari kasus positif Covid-19.

Meskipun demikian, di kelurahan-kelurahan tersebut sebelumnya ada orang dalam pemantauan (ODP) yang sempat dipantau dan/atau pasien dalam pengawasan (PDP) yang sempat dirawat.

Dari delapan kelurahan, kini tinggal dua kelurahan yang memiliki ODP dan PDP, yakni satu ODP yang masih dipantau di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu; dan satu PDP yang masih dirawat beralamat di Kuningan Barat, Jakarta Selatan.

Baca Juga:Bikin Kaget, Selain Virus Corona yang Jadi Pembunuh No. 1, di Laboratorium Wuhan ini Masih Tersimpan 1.500 Virus Paling Mematikan di Dunia!

Baca Juga:Bikin Senang, Obat yang Bisa Lumpuhkan Virus Corona Sudah Siap Dikirimkan, Dexa Medica Sumbangkan Obat untuk 5000 Pasien

Berikut delapan kelurahan yang masih nol kasus positif Covid-19 di Jakarta:

1. Kuningan Barat, Jakarta Selatan: 1 PDP

2. Roa Malaka, Jakarta Barat

3.Duri Selatan, Jakarta Barat

4. Duri Utara, Jakarta Barat

5. Pulau Harapan, Kepulauan Seribu

6. Pulau Panggang, Kepulauan Seribu: 1 ODP

7. Pulau Pari, Kepulauan Seribu

8. Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polusi Udara di Jakarta Diyakini Jadi Pemicu Tingginya Kasus Positif dan Kematian akibat Covid-19",

Tag

Editor : Saeful Imam

Sumber Kompas