Itu terjadi berdasarkan skenario terburuk, khususnya terkait landasan gelombang tsunami di Cilacap," jelas Ajie.
Pemodelan itu, kata Ajie, sebagai rujukan bagi stakeholder terkait untuk meningkatkan usaha mitigasi.
Tujuannya untuk pengurangan risiko bencana gempabumi dan tsunami, termasuk targetnya zero victim di daerah terdampak.
Ajie meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi skenario terburuk tersebut.
"Tahapannya antara lain menguatkan peran BPBD sebagai simpul utama rantai komunikasi di daerah dalam memberikan informasi dan arahan yang benar kepada masyarakat dan SKPD terkait peringatan dini tsunami," ujar Ajie.
Kemudian membangun sikap tanggap gempabumi dan tsunami bagi masyarakat dan sekolah yang berada di wilayah potensi gempabumi dan tsunami.
Terakhir mewujudkan masyarakat siaga tsunami (Tsunami Ready Community) yang diakui secara internasional (Indian Ocean Tsunami Ready Community).
Baca Juga: Innalillahi, Pangandaran Diguncang Gempa M 4.9, Apakah Berpotensi Tsunami?
PULAU NUSA KAMBANGAN BISA JADI BENTENG
Terkait kemungkinan Pulau Nusakambangan menjadi benteng penahan tsunami di Cilacap, Kepala BMKG Geofisika Banjarnegara Setyoadjie Prayodhie mengungkapkan hal itu bisa saja terjadi.
Namun dia mengatakan kemungkinan itu sangat tergantung pada posisi sumber gempa. "Tergantung sumber kegempaannya di mana.
Misalnya sumber gempa ada di Barat atau di Barat daya Cilacap, mungkin saja jika Pulau Nusakambangan bisa bermanfaat, bisa sebagai pelindung alamiah," jelas Setyoadjie, Jumat (29/7/2022) dilansir dari Tribunjateng.com.