Pada Selasa (24/5/2022) pagi, ia telah mengirim pesan di Facebook bahwa dia berencana menyerang neneknya, yang tinggal bersamanya.
Ramos menembak neneknya yang berusia 66 tahun, tetapi kerabatnya itu berhasil menghubungi polisi dan diterbangkan dalam kondisi kritis ke sebuah rumah sakit di dekat San Antonio.
Penembak lalu mengirim pesan lagi di media sosial lagi untuk mengabarkan bahwa dia telah menindaklanjuti rencananya untuk menyerang sang nenek, dan sebuah sekolah dasar adalah target berikutnya.
Dia mengemudi sedikit lebih dari dua mil (3,2 kilometer), dan menabrakkannya mobil di dekat Sekolah Dasar Robb.
Dengan mengenakan pakaian hitam dan mengenakan rompi taktis dia membawa senapan serbu AR-15 dan menuju sekolah, di mana lebih dari 500 siswa kelas dua hingga empat (berusia sekitar tujuh hingga 10 tahun).
Dia sempat dihadang oleh petugas sumber daya sekolah, tetapi berhasil masuk sekolah melalui pintu belakang.
Ramos kemudian berjalan ke dua ruang kelas yang bersebelahan.
"Di situlah dimulai," kata Steve McCraw, direktur Departemen Keamanan Publik Texas.
Melansir Kompas.com, ada satu kisah haru lain yang timbul dalam insiden mematikan tersebut.
Diketahui, anak bernama Amerie Jo Garza (10) adalah siswi kelas empat sekolah dasar (SD) Robb di Uvalde, Texas, AS.
Dia adalah salah satu dari 19 anak yang tewas dalam tragedi penembakan yang dilakukan seorang remaja bernama Salvador Ramos di salah satu SD di Texas tersebut pada Selasa (24/5/2022).