Melansir laman ABC Health and Wellbeing, PFOA dibuat oleh salah satu perusahaan kimia terbesar di dunia, DuPont yang juga banyak membuat produk-produk selain teflon, seperti karpet, tekstil, dan kertas.
PFOA yang digunakan untuk membuat teflon ini terbukti berpotensi menyebabkan kanker, kerusakan hati, cacat pertumbuhan, kerusakan sistem kekebalan tubuh, dan kematian pada hewan percobaan, seperti tikus.
Sehingga US Environmental Protection Agency (EPA), merekomendasikan agar PFOA diberi label “kemungkinan mengandung karsinogen” dan menghentikan penggunaanya. Karsinogen sendiri adalah zat yang dapat menyebabkan kanker pada tubuh manusia.
Perusahaan DuPont akhirnya menyetujui rekomendasi tersebut, dan mulai tahun 2015 berhenti menggunakan PFOA pada produk yang dibuatnya.
Meskipun demikian, ternyata tidak ada bukti langsung yang membuktikan bahwa PFOA dapat membahayakan kesehatan manusia.
Bahkan, PFOA diketahui ada dalam aliran darah meskipun dalam konsentrasi yang rendah.
Meski teflon terbuat dari PFOA, DuPont menyakinkan bahwa tidak ada risiko kesehatan yang berbahaya untuk konsumen. Hal itu karena PFOA sudah tak menempel lagi pada permukaan hasil akhir dari teflon, sehingga teflon aman digunakan untuk memasak.
Baca Juga:Tingkatkan Kualitas Hidup, Intip Empat Manfaat Kegiatan Memasak
"Hubungan antara peralatan masak teflon dan kanker adalah subjek yang sama sekali berbeda," kata Robert Wolke, profesor kimia di University of Pittsburgh, dikutip dari laman www.goodhousekeeping.com.
"Tidak ada PFOA dalam hasil akhir dari produk teflon, jadi tidak ada risiko yang dapat menyebabkan kanker pada mereka yang menggunakan peralatan masak teflon," tambahnya.
Meskipun demikian, teflon tetap berisiko melepaskan gas racun dan zat kimia berbahaya jika dipanaskan pada api yang besar.
Zat kimia ini, diketahui dapat meracuni burung. Sedangkan pada manusia, dapat menimbulkan gejala sakit kepala, kedinginan, saskit punggung dan demam. Semua gejala tersebut disebut juga sebagai “Flu Teflon”.