GridHITS.id -Data Sensus Penduduk 2021 menunjukkan dari total penduduk Indonesia, sekitar 49,5%-nya adalah perempuan, sementara 32%-nya adalah anak-anak.
Sayangnya masih banyak kelompok perempuan dan anak yang masuk dalam kelompok rentan.
Isu perempuan dan anak merupakan isu yang kompleks.
Terlebih lagi, situasi pandemi COVID-19 mengharuskan untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru yang juga meningkatkan kerentanan pada perempuan dan anak.
Untuk itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak melalui adaptasi layanan untuk memastikan terjaganya kesejahteraan (wellbeing) dan terpenuhinya hak-hak mereka.
Pemenuhan hak perempuan merupakan kunci pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi, serta perdamaian dan keamanan.
Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada hari ini, Danone Indonesia menyelenggarakan kegiatan webinar yang mengangkat tema Perusahaan Ramah Keluarga: Dukung Ibu Siapkan Generasi Maju dengan menghadirkan pembicara Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indra Gunawan, Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto, Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) Maya Juwita, dan Psikolog Rosdiana Setyaningrum.
Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indra Gunawan menyampaikan bahwa saat ini Kementeriaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menjalankan lima program prioritas yang merupakan arahan Presiden RI Joko Widodo dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2020-2024, salah satunya adalah upaya peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pengasuhan/pendidikan anak.
“Data Satuan Kerja Nasional (Satkernas) Tahun 2021 menunjukkan tingkat partisipasi ikatan kerja perempuan masih relatif rendah sekitar 54% dibandingkan partisipasi laki-laki yang hampir 84-85%.
Baca Juga:Amerika Serikat Berikan Bantuan Vaksin Moderna yang Akan Diprioritaskan untuk Tenaga Kesehatan
Kesenjangan tingkat partisipasi ikatan kerja perlu mendapat perhatian bersama.
Terlebih lagi, situasi pandemi COVID-19 mengharuskan untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru yang juga meningkatkan kerentanan pada perempuan dan anak.
Kebijakan perusahaan ramah keluarga dibutuhkan agar membawa dampak signifikan dalam melindungi hak-hak perempuan dan anak di Indonesia.
Untuk itu, pemerintah bersinergi dengan berbagai pihak untuk dapat memenuhi hak perempuan agar mendapatkan kesempatan yang setara di dunia kerja serta mendapatkan kesempatan untuk memenuhi hak anak.
Kami sangat mengapresiasi perusahaan dalam hal ini Danone Indonesia yang telah menerapkan kebijakan ramah keluarga untuk melindungi perempuan dan anak. Perempuan berdaya untuk Indonesia semakin maju!” papar Indra Gunawan.
Sementara VP General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto mengatakan bahwa sesuai dengan tema Hari Perempuan Internasional tahun ini yaitu #BreaktheBias, Danone Indonesia sebagai perusahaan ramah keluarga memperkuat komitmennya dalam memberikan dukungan kepada perempuan Indonesia sebagai partner 24 jam untuk membantu mempersiapkan Generasi Maju.
“Kami terus berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada para ibu di Indonesia. Danone Indonesia merespon dan beradaptasi secara cepat terhadap segala perubahan, serta terus berinovasi mewujudkan perusahaan ramah keluarga dengan memprioritaskan fasilitas dan kebijakan di internal dan inisiatif untuk eksternal,” jelas Vera.
“Di lingkungan internal perusahaan, kami memberikan cuti melahirkan berbayar selama 6 bulan untuk ibu dan 10 hari untuk ayah, jam kerja yang fleksibel, pemantauan status gizi anak karyawan di 1000 Hari Pertama Kehidupan, ruang laktasi di tempat kerja, serta asuransi kesehatan.
Di tahun ini Danone Indonesia juga memulai inisiatif baru melalui program pendampingan karyawan perempuan untuk mendukung pemberian ASI eksklusif dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun. Program ini bertujuan untuk mendukung dan menyukseskan kegiatan menyusui dan meningkatkan rasa percaya diri karyawan perempuan sebagai seorang ibu,” tambah Vera.
Dalam mendukung lingkungan eksternal, Danone Indonesia menjalankan inisiatif-inisiatif terkait kegiatan edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam menyiapkan Generasi Maju khususnya kepada para ibu di seluruh Indonesia tentang pentingnya gizi dan lingkungan yang sehat.
Kegiatannya antara lain Bicara Gizi, Isi Piringku, Warung Anak Sehat, Rumah Bunda Sehat, Rumah Tempe, AQUA Home Service, dan Recycle Business Unit (RBU).
Selain itu, untuk memperluas kontribusi dalam memberikan akses terhadap kesehatan ibu dan anak, Danone SN Indonesia menyediakan layanan Careline yang siap menjadi partner ibu 24 jam untuk berkonsultasi.
Ada 62 careliners yang terdiri dari para profesional, diantaranya kebidanan, keperawatan, nutrisionis, tumbuh kembang prasekolah dan ilmu kesehatan lainnya yang disiagakan untuk melayani konsultasi maupun mendengar keluh kesah para ibu dalam memastikan tumbuh kembang anak optimal dari awal kehidupannya.
Head of Careline Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia Flora Pramasari menjelaskan, “Kami bangga bisa menjadi layanan yang mendukung tumbuh kembang anak dan siaga selama 24 jam melalui layanan multi-channel.
Kapan pun Ibu dapat menghubungi kami melalui channel yang sesuai dengan pilihan Ibu baik itu melalui telepon bebas pulsa, email, media sosial ataupun WhatsApp.
Careline kami yang berpengalaman siap merespon pertanyaan Ibu.
Setiap harinya, Careline kami menerima lebih dari 2.000 pertanyaan dari orang tua di seluruh Indonesia dengan topik pertanyaan yang paling banyak adalah terkait tumbuh kembang anak dan pemenuhan nutrisi si Kecil sesuai tahapan usianya.
Dalam melayani konsultasi, para Careliners memberikan edukasi dan merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun serta asupan nutrisi yang bergizi sesuai dengan tahapan usia anak.”
Baca Juga:Tak Hanya Hasil PCR dan Antigen, Penumpang Wajib Menunjukkan Sertifikat Vaksin Selama PPKM
“Selama tahun 2020, intensitas komunikasi dengan pelanggan meningkat 170% dibanding tahun 2019.
Kondisi pandemi ini menuntut kami untuk melakukan berbagai inisiatif yang adaptif dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung dan meningkatkan kualitas nutrisi serta kesehatan keluarga dan anak demi terciptanya Generasi Maju,” tambah Flora.
Di kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) Maya Juwita memaparkan bahwa berinvestasi di tempat kerjayang ramah keluarga akan berdampak baik untuk keluarga, bisnis, masyarakat, dan ekonomi.
“Sejak awal pandemi, perempuan rentan mengalami berbagai permasalahan, seperti beban ganda, kehilangan mata pencaharian, terpaksa menjadi tulang punggung keluarga, hingga mengalami kekerasan berbasis gender.
Perusahaan yang memperlakukan perempuan secara baik, maka investasinya akan kembali pada bisnis dalam bentuk produktivitas dan loyalitas.
Tren positif menciptakan tempat kerja yang ramah keluarga memungkinkan orang tua untuk memberi anak-anak mereka awal terbaik dalam kehidupan dan berkontribusi pada success rate pertumbuhan anak yang optimal di Indonesia. Selain itu, juga berkontribusi pada upaya peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” ujar Maya.
Secara psikologis, Psikolog RosdianaSetyaningrum menjelaskan bahwa perempuan yang menjalankan peran sebagai ibu perlu penguatan diri sendiri, dukungan keluarga, lingkungan atau masyarakat, dan pemerintah. “Perusahaan perlu menjadi support system bagi para perempuan pekerja dengan memberikan dukungan praktik pengasuhan positif yang kolaboratif seperti melalui pelatihan, pendampingan, dan kampanye kesadaran untuk menyoroti pentingnya masa tumbuh kembang anak agar optimal.
Hal ini selanjutnya mewujudkan keluarga yang lebih bahagia, anak-anak yang lebih sehat, dan mengarah pada bisnis yang lebih baik. Secara internal, implementasi perusahaan yang ramah keluarga berhubungan dengan produktivitas kerja yang lebih baik dan kemampuan untuk menarik, memotivasi, dan mempertahankan karyawan.”
“Semua perempuan memiliki hak yang sama di masyarakat. Namun, pada faktanya masih banyak perempuan yang mengalami keterbatasan akses terhadap informasi dan layanan kesehatan. Inisiatif perusahaan dalam menyediakan layanan konsultasi yang accessible untuk semua kalangan dapat mengurangi stres pengasuhan dan mendorong wellbeing dalam diri orang tua,” tutup Rosdiana.
Baca Juga:Tak Hanya Hasil PCR dan Antigen, Penumpang Wajib Menunjukkan Sertifikat Vaksin Selama PPKM