"Tak lama kemudian anak saya pingsan selama dua jam.
"Karena khawatir, kami langsung membawanya ke rumah sakit. Setelah discan kepala, ternyata ada pendarahan dalam pada bagian kepala,” terang dia.
Tahu kondisi kesehatan sang anak yang tidak baik, orangtua korban pun menemui pihak sekolah namun justru mendapat jawaban yang kurang memuaskan.
Bahkan pihak sekolah menyebut jika apa yang terjadi pada korban hanya tindak kenakalan remaja biasa.
“Anak saya masih belum pulih. Dia seperti linglung dan agak kehilangan ingatan. Menyebut angka satu sampai sepuluh saja tidak lancar.
"Saya menuntut keadilan untuk anak saya. Saya tidak tahu para pelaku disanksi atau tidak.
"Sebab saya belum pernah diundang mediasi,” kata Suwarni.
Tanpa kehadiran keluarga korban, pihak sekolah menyebut jika masalah bahkan telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Pihak sekolah juga memberikan peringatan keras pada pelaku.
Meski pelaku mengaku hanya melakukan pemukulan ringan, bukti hasil CT Scan RSUD Soewondo Pati menyebutkan korban mengalami pendarahan dalam.