GridHITS.id- Mungkin masih banyak yang merasa asing dengan fenomena yang satu ini.
Fenomena hujan meteor delta Aurigid yang dapat berlangsung pada 10 hingga 18 Oktober.
Sebelum lanjut untuk mengenal fenomena yang satu ini, banyak yang belum paham perihal hujan meteor.
Jika mendengar hujan meteor, biasanya banyak orang yang merasa cukup ketakutan.
Sebagian orang banyak yang membayangkan jika meteor berupa bagian dari luar angkasa yang cukup besar dan berbahaya.
Hujan meteor merupakan fenomena alam yang terjadi ketika intensitas meteoryang terlihat dilangit malam jauh lebih banyak dari intensitas meteor yang terlihat di malam-malam biasanya.
Dalam satu tahun setidaknya terdapat sekitar 32 hujan meteor dan 6 di antaranya adalah hujan meteor.
Hujan meteor dengan intensitas jumlah meteor terbanyak dari 15 hingga 120 meteor setiap jam yang tampak dilangit malam.
Hujan meteor dapat diamati dengan mata telanjang dan selama pengamatan seorang pengamat tidak diperkenankan untuk menggunakan teleskop maupun binokuler.
Hal tersebut dikarenakan kemunculan meteor-meteor di langit tidak dapat diprediksi arah dan waktu kemunculannya sehingga untuk mengamati hujan meteor pengamat harus melihat langit setiap saat.
Terjadi hujan meteor ini karena Bumi melintasi orbit dan menarik sisa-sisa ekor komet maupun pecahan asteroid yang pernah melintas orbit Bumi di masa lalu.
Adapun meteoroid-meteoroid yang telah memasuki atmosfer bumi hingga kemudian terbakar dan menyala, oleh para astronom dikatergorikan kedalam 3 jenis yakni meteor, fireball, dan Bollide.
Ada puluhan nama hujan meteor yang dapat terjadi dalam satu tahun, salah satunya adalah hujan meteor delta Aurigid.
Mencapai puncak dengan 3 meteor per jam pada tanggal 11 Oktober akan tampak fenomena hujan meteor delta Aurigid.
Tampak datang dari rasi Aurigia, hujan meteor delta Aurigid bergerak dengan kecepatan 64km/detik.
Hingga kini masih belum diketahui asal hujan meteor Aurigid.
Hujan meteor Aurigid ini bisa dilihat saat setelah rasi Auriga berada di atas horison mulai pukul 23.09 WIB sampai fajat menyingsing.
Bulan perbani awal yang terbenam tengah malam tidak akan menjadi populasi cahaya alami mulai tengah malam sampai fajar menyingsing.
Puncak meteor ini akan tampak dalam intensitas minim 2 meteor per jam.