GridHITS.id - Konflik perang di Afghanistan antara Taliban dan pihak oposisi kembali berkecamuk.
Kini kelompok militan Taliban telah menguasai Ibu Kota Kabul dan beberapa daerah strategis lainnya pada Minggu (15/8/2021).
Setelah Taliban memasuki Kabul pada Minggu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dilaporkan meninggalkan Afghanistan menujuTermez, Uzbekistan.
Serangan dadakan yang dilakukan Taliban disinyalir lantaran pengumuman penarikan pasukan bersenjata oleh negara Amerika Serikat.
Awalnya, AS bakal menarik seluruh pasukannya dari Afghanistansecara berkala dari bulan Mei hingga jatuhtempo pada 11 September 2021.
Mendengar hal tersebut pasukan Taliban segera melangsungpenyerangan di berbagai titik.
Sejak saat itu, 50 dari 370 distrik di Afghanistan telah jatuh di tangan Taliban sejak Mei, saat dilanjutkannya penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Masuknya Taliban ke Kabul menandai kembali berkuasanya kelompok militan tersebutusai digulingkan invasi pasukan koalisi pimpinan AS pada 2001.
Berikut kami bagikan profil kelompok Taliban, sosokpencetus pecahnya perang di Afghanistan dalam artikel ini.
Baca Juga: Profil Kenang Mirdad, Nikah Muda dan Kini Diterpa Gosip Perselingkuhan
Sejarah Berdirinya Taliban dan Pemerintahannya
Dilansir BBC.com,Taliban, atau "santri" dalam bahasa Pashtun (bahasa resmi Afghanistan), muncul pada awal 1990-an di Pakistan utara setelah penarikan pasukan Soviet dari Afghanistan.
Diyakini bahwa gerakan yang didominasiorang Pashtunpertama kali muncul dipendidikan keagamaan yang mengajarkan bentuk garis keras Islam Sunni.
Janji yang dibuat oleh Taliban awalnya adalah untuk memulihkan perdamaian dan keamanan dan menegakkan hukum Islam versi merek sendiri setelah berkuasa.
Pada tahun 1996, Taliban mendeklarasikan Imarah Islam, memaksakan interpretasi yang keras terhadap Al-Qur'an dan menegakkannya dengan hukuman publik yang brutal, termasuk cambuk, amputasi dan eksekusi massal.
Taliban jugasecara ketat membatasi peran perempuan, menjauhkan mereka dari sekolah.
Mereka juga menjelaskan bahwa praktik keagamaan saingan tidak akan ditoleransi.
Pada awal 2001, Taliban menghancurkan patung-patung menjulang yang dikenal sebagai Buddha Agung Bamiyan, objek kekaguman di seluruh dunia.
Taliban menganggap mereka menghujat, dan membual bahwa kehancuran mereka suci.
"Lebih mudah menghancurkan daripada membangun," kata Menteri Informasi dan Budaya Militan.
Baca Juga: Profil Alvin Faiz, Putra Ustaz Arifin Ilham yang Dituding Nikung Teman
Namun,ternyata kelompok teroris initidak menguasai seluruh negeri.
Bagian utara, banyak komandan mujahidin telah menduduki daerah tersebut dan tetap menjadi benteng perlawanan terhadap Taliban.
Arti Pemerintahan Taliban Bagi Perempuan
Dilansir New York Times, Taliban didirikan dalam sebuah ideologidimana perempuan harus memiliki peran yang paling terbatas dalam masyarakat.
Terakhir kali mereka memerintah, mereka melarang perempuan dan anak perempuan mengambil sebagian besar pekerjaan atau bahkan pergi ke sekolah.
Dan wanita yang tertangkap di luar rumah dengan wajah terbuka berisiko mendapat hukuman berat.
Wanita dan pria yang belum menikah yang terlihat bersama juga menghadapi hukuman.
Setelah pemerintah Taliban digulingkan oleh koalisi yang dipimpin Amerika, perempuan membuat banyak keuntungan di Afghanistan.
Tetapi dua dekade kemudian, ketika AS merundingkan perjanjian penarikan pasukan dengan Taliban, banyak wanita Afghanistan khawatir bahwa semua landasan itu akan hilang.
Baca Juga: Profil Ardelia Muthia Zahwa, Pembawa Baki Bendera Merah Putih 2021
Dan ketika para militan mengambil alih kekuasaan, ada banyak tanda bahwa ketakutan itu beralasan.
Hanya dalam satu contoh, pejuang Taliban memasuki sebuah bank di Kandahar selama pertempuran pada bulan Juli dan memerintahkan sembilan wanita yang bekerja di sana untuk pergi dan mengatakan bahwa kerabat laki-laki harus menggantikan mereka.
Di kota utara Kunduz, penguasa baru Taliban di kota itu memerintahkan para wanita yang telah bekerja untuk pemerintah untuk meninggalkan pekerjaan mereka dan tidak pernah kembali.
Salah satu yang paling terkenal dari semua serangan Taliban terjadi pada Oktober 2012, ketikaaktivis hak asasi manusia internasional Malala Yousafzai ditembak dalam perjalanan pulang di kota Mingora.
Pemimpin Saat Ini
Pemimpin Taliban saat ini adalah Mullah Abdul Ghani Baradar.
Ia telah memerangi AS dan sekutunya selama beberapa dekade tetapi kemudian menandatangani perjanjian perdamaian penting pada masa pemerintahan Trump.
DilansirHindustan Times, Baradar lahir pada 1968 di Provinsi Uruzgan.
Interpol menggambarkan Baradar sebagai wakil menteri pertahanan Taliban - peran ini diembannya sampai Taliban digulingkan pada 2001.
Baradar sempat ditangkap oleh otoritas Pakistan di Karachi pada 2010.
Namun, pada 2018, atas permintaan Amerika Serikat (AS), Baradar dibebaskan dan dipindahkan ke Doha, Qatar.
Kini ia dikabarkan telah kembali ke Afghanistan dan segera membentuk pemerintahan.
Baca Juga: Profil Kharisma Aura, Perwakilan Indonesia di Miss Grand Internasional