Akhirnya harus pergi karena kontrak habis dan tidak bisa diperpanjang bukan karena keinginan salah satu pihak (pemain / klub) tapi karena regulasi."
Bak terlalu jatuh dalam kesedihan, Darius mengibaratkan kepergian Messi dari Barcelona bak perpisahan pasangan kekasih yang tak direstui orangtua.
"Rasanya kayak masih sayang sama pacar tapi dipaksa pisah karena orang tua gak setuju.
Atau ada yang percaya klo ini cuma alasan formalitas atas 'kesepakatan bersama' supaya gak menimbulkan sentimen negatif ke salah satu pihak?"
Ayah tiga anak itu juga menjelaskan kepergian Messi sebagai dampak dari pembatasan regulasi gaji pemain yang sudah ditetapkan asosiasi liga tertinggi di Spanyol, La Liga.
Hal tersebut diperparah dengan kondisi keuangan Barcelona yang kian memburuk akibat situasi pandemi Covid-19.
"Apapun itu, sebetulnya ini hanya satu dari kegagalan manajemen lama dalam mengatur keuangan dan transfer klub, diperburuk dengan situasi pandemi, berefek sangat besar dan dalam terhadap kondisi keuangan klub.
Gimana nasib Barça tanpa Messi dan kemana Messi berlabuh?"
Darius menuturkan klub Barcelona tidak akan lagi sama tanpa kehadiran Messi.
"Barça akan tetap menjadi FC Barcelona yang serupa tapi tak lagi sama tanpa talenta terbaiknya sepanjang masa.
Dan Messi akan tetap menjadi Messi yang mungkin akan kehilangan separuh jiwanya, sampai ia bisa menemukan 'rumah' baru yang bisa membuatnya hidup lagi."