Untuk mengatasi masalah ini, penduduk Timor Leste beralih untuk mengandalkan komoditas lain seperti beras, jagung, hingga umbi-umbian.
Pemerintah Timor Leste bahkan menyebut jika saat itu negara membutuhkan 83.000 metrik ton beras.
Dari kebutuhan 83.000 metrik ton beras yang dibutuhkan saat itu Kementerian Pertanian menghitung produksi dalam negeri hanya 40.000 metrik ton.
Biaya yang tinggi untuk input dan upah yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perkiraan saat ini sebesar 40.000 metrik ton per tahun tidak realistis.
Sedangkan rakyat Timor Leste sendiri mengaku mengalami kekosongan beras dalam 2 minggu.
Dijelaskan jika adanya kekurangan beras tersebut bukan merupakan konspirasi untuk mendeskreditkan pemerintah atau rencana pemerintah untuk memenangkan pemilu 2007.
Semua indikasi bahwa program ketahanan pangan Kementerian Pembangunan telah melibatkan kurangnya transparansi.
Negara tidak memiliki kapasitas untuk menyalurkan beras kepada penduduk secara adil dan efisien dengan mengambil beras.
Kondisi saat itu di Dili tangisan anak-anak yang kelaparan sampai menyulut amarah dan keputusasaan.
Saat kerumunan pria berkumpul di dekat National Logistics Center, tentara Australia yang membawa senjata mendekati seorang pemuda yang tinggal di dekat situ mencari informasi.
Saat ditanya perihal kondisi yang sedang dialami, ayah dengan 3 anak itu pun menjelaskan apa yang terjadi.