Menurut Profesor Ludewig, diharapkan di masa depan, para ilmuwan akan menemukan cara untuk membuat vaksin baru yang menargetkan penyakit persisten seperti TBC, HIV, hepatitis C dan kanker.
Dan di sini mereka telah mengajari kita pelajaran penting tentang cara terbaik untuk mempromosikan sel-T reaktivitas.
Ilustrasi melakukan vaksin
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca lebih efektif dalam meningkatkan sel T daripada vaksin yang menggunakan teknologi mRNA seperti Pfizer dan Moderna.
Profesor Paul Klenerman dari Nuffield School of Medicine, Universitas Oxford mengatakan, "Jutaan orang telah divaksinasi menggunakan teknologi vektor adenovirus di seluruh dunia."
Baca Juga: Setelah Menuai Pro dan Kontra, Akhirnya Presiden Joko Widodo Resmi Membatalkan Vaksin Berbayar
"Tujuan akhir dari vaksin ini adalah untuk memberikan perlindungan sistemik. kekebalan jangka panjang menggunakan antibodi dan sel T," katanya.
"Studi ini membantu kita memahami lebih banyak tentang efektivitas vaksin dan mengapa efeknya pada sel T bertahan lama," kata Profesor Klenerman.
Sejauh ini Indonesia telah mendatangkan berbagai vaksin dari luar negeri seperti, Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca.
Menurut, 24h.com.vn, pada Sabtu (17/7/21), vaksin tersebut adalah Oxford/AstraZeneca yang disebut menawarkan perlindungan kuat seumur hidup.