Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Disebut-sebut Beri Kekebalan hingga Cegah Seseorang Masuk RS Gara-gara Corona hingga 100 Persen, Malaysia Setop Vaksinasi AstraZeneca Usai Temukan Efek Samping Mengerikan ini

Saeful Imam - Jumat, 30 April 2021 | 22:01
Kejadian pasca suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca pada dewasa berupa pembekuan darah membuat otoritas di Inggris hentikan uji coba vaksin ini pada anak.
Reuters via The Daily Sabah

Kejadian pasca suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca pada dewasa berupa pembekuan darah membuat otoritas di Inggris hentikan uji coba vaksin ini pada anak.

GridHITS.id - Saat ini pandemi corona jauh dari kata selesai.

Wabah ini masih merajalela di dunia, bahkan negara India saat ini sedang mengalami gelombang tsunami corona.

Salah satu cara untuk menangkal virus corona itu adalah dengan meningkatkan kekebalan tubuh lewat vaksinasi.

Saat ini, salah satu vaksin yang punya efektivitas tinggi dalam meningkatkan kekebalan tubuh melawan virus corona adalah vaksin AstraZeneca yang dibuat di Amerika Serikat.

Sayangnya, karena santer dikabarkan menyebabkan pembekuan darah, penggunaan vaksin ini dihentikan di beberapa negara Eropa.

Bahkan, negara jiran Malaysia seolah mengikuti jejak dan langkah negara Eropa itu.

Baca Juga:Bikin Jijik! Pantas Hasilnya Positif Covid, Oknum Medis Kimia Farma di Medan ini Gunakan Kapas Lidi Bekas Swab yang Sudah Berulangkali Dimasukkan ke Hidung Pasien Lain

Saat ini, pemerintah Malaysia memutuskan untuk tidak lagi menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca dalam program vaksinasi nasional.

Hal itu ditegaskan oleh Menteri koordinator imunisasi/Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi Malaysia, Khairy Jamaluddin, mengatakan vaksin Inggris-Swedia akan dikecualikan dari program imunisasi nasional.

Kebijakan itu dijalankan seiring meningkatnya keraguan atas penggunaannya menyusul laporan pembekuan darah pada mereka yang divaksinasi di beberapa negara Eropa.

Ini berarti rencana imunisasi nasional - yang diluncurkan pada akhir Februari dan sekarang berada di fase kedua untuk kelompok berisiko tinggi - hanya akan menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech dan Sinovac buatan China.

Lebih dari 2.000 kasus infeksi harian telah dicatat sejak 15 April, dan jumlah kasus aktif telah naik lagi menjadi lebih dari 25.000 kasus seperti pada hari Selasa (27/4/2021).

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x