Sebuah studi pada tahun 2017 yang menganalisis 25 uji coba terkendali secara acak menyimpulkan, vitamin D membantu mencegah infeksi saluran pernapasan akut.
Vitamin D bisa meningkatkan sistem kekebalan dalam beberapa cara, menurut salah satu penulis studi, Dr Adit Ginde. Ginde juga merupakan profesor kedokteran darurat di University of Colorado School of Medicine.
Manfaat Suplemen Vitamin D Dosis Tinggi dalam Mencegah Penyakit Covid
Saat pandemi muncul, apakah meningkatkan kadar vitamin D bisa membantu melindungi orang yang rentan terpapar Covid-19 atau tidak.
Saat ini terdapat beberapa studi observasi dan tinjauan yang memperlihatkan rendahnya kadar vitamin D dikaitkan dengan risiko terinfeksi Covid-19 lebih tinggi.
"Intinya, dari sejumlah penelitian ada hubungan yang kuat dalam hal kadar vitamin D sebelum terinfeksi," sebut Dr Shad Marvasti, profesor kedokteran pencegahan penyakit dan keluarga di University of Arizona College of Medicine di Phoenix, Amerika.
Kadar vitamin D yang rendah dikaitkan dengan peningkatan sitokin (protein yang bertanggung jawab atas terjadinya peradangan) dan tingkat sel kekebalan pelindung yang rendah, menurut Marvasti.
Sebuah studi yang melibatkan 489 pasien menemukan risiko dari hasil tes positif Covid-19 adalah 1,77 kali lebih besar pada pasien yang kekurangan vitamin D, dibandingkan pasien yang memiliki vitamin D memadai.
Studi itu dimuat ke dalam jurnal JAMA Network Open pada bulan September 2020. "Itu sangat mengejutkan," ujar Dr David Meltzer dari University of Chicago, penulis utama studi itu.
Dalam studi lainnya, Meltzer menemukan orang berkulit hitam dengan tingkat vitamin D yang tinggi lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi Covid-19 ketimbang orang dengan tingkat vitamin D yang cukup.
Meski begitu, pada beberapa riset, tak ditemukan peranan yang kuat antara konsumsi vitamin D dengan tingkat keparahan dan kematian penyakit corona.