Namun, Ramadhani menekankan jika oximeter yang tetap menampilkan saturasi oksigen walau dimasuki pensil bukan berarti palsu.
Perbedaan keduanya ada pada kualitas oximeter dan akurasinya.
"Oximeter tujuannya untuk deteksi kadar saturasi oksigen di paru dan denyut jantung. Jadi kalau jari dimasukkan, otomatis kan ada sistem syaraf di jari. oximeter akan membaca saturasi oksigen dan denyut jantung," kata Ramadhani dikutip dariKompas.com.
"Sementara kalau dimasukkan benda mati, oximeter tidak akan bekerja. Bisa dibilang itu tidak bagus oximeter-nya bukan palsu," tambah dia.
Baca Juga: Sering Tak Disadari hingga Berujung Kematian Dalam Waktu Cepat, Begini Gejala Happy Hypoxia Pada Pasien Covid-19: 'Banyak Terjadi Saat Isolasi Mandiri'Ramadhani juga pernah membandingkan beberapa oximeter.
Hasilnya, pada satu oximeter menunjukkan tingkat saturasi 98 persen, sedangkan yang satu lagi 97 persen.
Artinya, tidak tepat jika menyebut oximeter berwarna biru itu palsu.
Ia menyebut perbedaan di antara semua oximeter hanya pada akurasi.
Oximeter yang tetap menampilkan angka walau dimasuki pensil dan bukan jari berarti punya sensor yang sangat sensitif.
Oximeter bisa disebut rusak jika saat dimasukkan jari, oximeter tidak mengeluarkan hasil angka atau tidak menunjukkan saturasi.
"Kalau sensor bisa mengeluarkan hasil, berarti masih berfungsi baik," pungkasnya.