Menteri Kesehatan Adham Baba mengatakan pada hari Rabu bahwa kementerian akan terus berfokus pada lockdown parsial untuk menekan penyebaran virus corona.
Sementara itu, bagaimana dengan Indonesia yang sudah terlanjur membeli vaksin tersebut?
Dilansir GridHITS.id dari kompas.com, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah belum memiliki rencana untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca dalam program vaksinasi covid-19.
"Saat ini Indonesia belum memiliki rencana untuk memberhentikan vaksinasi ini (AstraZeneca), demi mencapai kekebalan komunitas sesegera mungkin," kata Wiku dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube BNPB, Kamis (29/4/2021).
Wiku juga mengatakan, hingga saat ini, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang ditimbulkan vaksin AstraZeneca masih dalam kategori ringan.
"Kemunculan efek negatif dari AstraZeneca mengingat kemunculan kasus serupa tidak signifikan terjadi dan mampu ditangani dengan pelayanan kesehatan lanjutan," ujarnya.
Dikutip Kontan.co.id, Malaysia tidak lagi menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca dalam program vaksinasi nasional.
EFEKTIVITAS SAMPAI 100 PERSEN
Masih dari kompas.com, efektivitas vaksin AstraZeneca dalam melindungi tubuh dari corona konon sangat mengagumkan.
Dosis pertaman vaksin Oxford/AstraZeneca disebut bisa memberi perlindungan dari Covid-19 bergejala setidaknya selama 90 hari pertama sebesar 76 persen.
Sementara untuk pencegahan terjadinya Covid-19 yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit, dosis pertama AstraZeneca ini disebut bisa memberi perlindungan hingga 100 persen, meskipun jumlahnya kecil.