"Nanti kami lihat kondisi ekonomi berikutnya,"lanjutnya.
Meski sudah tak lagi disalurkan untuk para karyawan swasta, tapi anggaran yang dulunya untuk BSU ini akan dialihkan di Program Kartu Prakerja.
"Kita tidak menggunakan skema subsidi upah, tapi program Kartu Prakerja yang di situ ada insentifnya tetap dilanjutkan,"ucap Menaker Ida Fauziyah.
Lanjut Ida, ia mengatakan bahwa anggaran yang disiapkan untuk Kartu Prakerja adalah sebesar Rp20triliun.
Program Kartu Prakerja ini juga sudah ada sejak masa pandemi setahun lalu.
Nantinya uang tersebut akan digunakan untuk para pencari kerja atau korban PHK di masa pandemi.
Kalau dirinci lebih detaill, setiap penerima Kartu Prakerja akan mendapatRp3,55 juta, dengan rincian Rp600 ribu untuk biaya pelatihan tiap bulan selama empat bulan atau total Rp2,4 juta dan Rp1 juta sebagai insentif biaya pelatihan, serta Rp150 ribu sebagai biaya survei.
Sampai saat ini Program Kartu Prakerja sudah berjalan sampai gelombang 12.
Alasan alokasi uang yang dulunya untuk BLT subsidi upah dan langsung dilarikan ke Program Kartu Prakerja adalah untuk membantu perekonomian masyarakat dengan kelompok sosial 40 persen ke bawah, dan karyawan tak termasuk di dalamnya.