Katanya, dirinya lah yang mengantarkan kedua orangtuanya ke bandara sehingga ia yakin keluarganya ikut dalam penerbangan tersebut.
"Saya sendiri yang anter ke bandara, check in kan bagasi segala macem," jelasnya.
Diceritakan, keluarganya tersebut baru saja mengunjunginya di Bandung dan tinggal selama tiga minggu untuk berlibur.
Sebelum pergi, Ifansyah bercerita soal hal aneh yang tak biasanya dilakukan oleh sang ayah.
Katanya, biasanya sang ayah tak pernah menggabungkan salat, namun saat itu orantuanya tersebut ingin menjamak ibadah.
"Orangtua saya kan, ayah saya nggak pernah mau jamak solat. Tiba-tiba hari itu dia nanya saya 'Fan bapak boleh nggak jamak, antara zuhur ama ashar?', saya bilang 'boleh pak, kan Bapak nggak tahu nyampenya jam berapa, bapak nggak tahu mau ke mana dulu' itu kata-kata saya yang keluar," jelas Irfansyah.
"Qadarullah ternyata beliau untungnya sudah salat dan udah jamak, dan saya dapet info pesawatnya jatuh," sambungnya.
Irfansyahpun menangis karena kini ia merasa tak punya siapa-siapa lagi karena kedua orangtuanya dan adik satu-satunya diduga menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya air.