“Banyak pasien COVID-19 telah dilaporkan memiliki gejala neurologis, seperti sakit kepala, kebingungan, kejang, dan bahkan stroke,” kata Dr. Halim Fadil, ahli saraf dan spesialis gangguan gerakan di Texas Health Arlington Memorial Hospital, yang dikutip dari Healthline.
“Delirium adalah perubahan kesadaran dan kognisi yang akut dan berfluktuasi,” jelas Fadil.
Sama dengan Fadil,Dr. Kevin Conner, ahli saraf di Texas Health Arlington Memorial Hospital. dan Grup Dokter Kesehatan Texas juga menyampaikan hal serupa.
"Pasien dengan delirium mungkin mengalami halusinasi pendengaran, halusinasi visual, disorientasi ruang dan waktu, agitasi, agresi, tingkat kesadaran yang berfluktuasi, dan gangguan siklus tidur-bangun," kata Dr. Kevin Conner yang dilansir dari Healthline.
Dijelaskan bahwa hal itumenyebabkan penumpukan karbondioksidasehinggamenyebabkan gangguan metabolisme, kebingungan, dan mengantuk.
Menurut Conner, pasien dengan delirium juga dapat mengalami kesulitan memori dan ucapan yang tidak teratur.
Melansir dari Mayo Clinic, berikut tes untukmengetahui tanda-tanda dan identifikasi kemungkinan faktor penyebab Delirium:
1. Penilaian status mental
Pertama, seorang dokter akan mulai dengan menilai kesadaran, perhatian dan pemikiran bagi pasien.