Pelajaran dari Ambruknya Atap RSUD Ciamis, Ahli Bangunan Peringatkan Atap Baja Ringan yang Pakai Genteng Tanah atau Keramik Rawan Ambruk
GridHITS.id - Ahli bangunan peringatkan atap baja ringan kanal C yang pakai genteng tanah rawan ambruk.
Saat ini banyak masyarakat yang memanfaatkan baja ringan sebagai penopang genteng di bagian atap.
Selain kuat, atap baja ringan juga tahan rayap, karat, panas, dan lainnya hingga awet.
Sayangnya, penggunaan baja ringan sendiri bukan tanpa resiko, salah satunya bila kita memasangkan genteng tanah atau genteng berbobot berat dengan baja ringan atau kanal c.
Genteng tanah sendiri memiliki bobot yang sangat berat per satuannya.
Sebab, pada mulanya desain baja ringa diperuntukkan untuk beban genteng yang ringan.
Bila keliru, atap baja ringan berisiko ambruk, banyak terjadi di beberapa tempat, termasuk yang terbaru adalah bangunan atap lantai 2 RSUD Ciamis, Jawa Barat, ambruk. 13 pasien yang sedang dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dievakuasi.
Petugas Pusdalops langsung terjun ke lokasi untuk memeriksa kerusakan yang terjadi serta mengevakuasi korban.
Diduga bangunan atap dengan konstruksi baja ringan tidak mampu menahan beban atap genteng setelah hujan deras seharian.
Akibat kejadian ini, seperti dikutip dari kompas tv, lantai dua yang terdiri dari aula ruang komite medis, perpustakaan, penyimpanan alat tulis kantor, serta ruang server komputer, tertutup puing reruntuhan.
Saat kejadian tidak ada orang yang berada di lantai dua.
13 pasien yang sedang dirawat di lantai satu ruang IGD berhasil selamat dan langsung dievakuasi petugas.
HATI-HATI PAKAI ATAP BAJA RINGAN DENGAN GENTENG TANAH
Untuk itu, kita perlu hati-hati saat hendak memakai genteng tanah, lalu dipasangkan dengan baja ringan.
Menurut kanal youtube Fajar Daily, Genteng tanah yang memakai rangka Atap Baja ringan Canal C rawan ambruk.
"Berdasarkan pengamatan saya dari foto-foto yang beredar, RSUD Ciamis menggunakan genteng tanah dipasangkan dengan baja ringan kanal C.
Ahli bangunan yang juga memiliki sejumlah toko bangunan ini mengatakan, baja ringan sendiri memiliki berbagai macam model, sesuai dengan ukuran dan ketebalannya.
Ia memperingatkan, atap baja ringan tidak cocok dipasangkan dengan genteng tanah.
"Sebab, atap baja ringan sendiri tidak memiliki daya tekan yang kuat, alias kekuatannya sangat kurang. Sedangkan bobot genteng tanah sangat lumayan, hingga cocoknya pakai rangka kayu, besi, atau material lebih kuat lainnya.
Kalaupun mau memaksa pakai baja ringan, bisa memakai baja ringan dengan ketebalan 1 mm, atau 0,75 mm full.
Itu pun dengan syarat pemasangannya harus benar-benar profesional, tak boleh ada lekukan.
"Bobot genteng tanah atau keramik sangat besar, kalau ada lekukan atau meleot sedikit, kemudian dipasang. Awalnya mungkin tak apa-apa, "tuturnya.
Ia pun melihat dari ambruknya genteng tanah yang dipasangi baja ringan di RSUD Ciamis.
"Awalnya mungkin kuat, saat hujan biasa juga kuat. Tapi ketika hujan besar dan lebat melanda, maka tekanan kepada genting dan atap pun bertambah, maka atap baja ringan akan mudah ambruk, apalagi ada bagian atap baja ringan yang meleot atau sedikit tertekuk."
Selain itu, atap baja ringan biasanya disambungkan lewat baut-baut khusus yang tersambung satu sama lain.
"Akhirnya, lama-lama semua bagian atap akan ambrol," jelasnya.
Masalah yang kedua, pastikan saat pemasangan dilakukan oleh para profesional dan jujur.
Pemasangan meliputi kerapatan atau aturan jarak dengan material genteng. Semakin rapat semakin baik.
Kalau mau aman, pakailah genteng metal atau genteng pasir yang ringan.
Meskipun hujan yang deras dan lebat, genteng metal dan atap baja ringan sanggup menahannya.
Ingat, berat genteng tanah mencapai 1,8 kilogram sampai dengan 3 kilogram per satuannya.
"Ingat, perbandingan genteng tanah dan genteng metal berbanding satu dan dua puluh," jelasnya.