Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ekonom ini Peringatkan Agar Jangan Tergiur Berbisnis Tanaman Janda Bolong Bila Tak Mau Bangkrut, Berkaca Pada Kasus Akik dan Tanaman Gelombang Cinta

Saeful Imam - Kamis, 08 Oktober 2020 | 17:31
Bisnis tanaman janda bolong bisa bikin bangkrut
pixabay, tokopedia

Bisnis tanaman janda bolong bisa bikin bangkrut

Sempat dijual dengan harga fantastis, kini harga tanaman itu sudah mulai turun, tidak setinggi di masa puncak popularitasnya.

Apa yang sebenarnya terjadi pada fenomena pasar yang seperti ini?

Ekonom dari Institute Development of Economics and Financial (Indef), Bhima Yudhistira menyebut fenomena semacam ini disebut sebagai gelembung ekonomi atau bubble economy.

"Teorinya adalah gelembung ekonomi (bubble economy) di mana harga aset menyimpang jauh dari nilai intrisiknya," kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/9/2020).

Baca Juga:Asam Urat dan Rematik Sembuh Total Tanpa Obat, Rahasianya Ada pada Tanaman yang Kerap Tumbuh di Pekarangan Rumah Ini

Baca Juga:Semprot Daun Tanaman Hias di Rumah dengan Cairan Baking Soda dan Sabun Cair, Hal Menakjubkan Ini Jadi Bonusnya

Bhima menjelaskan, dalam sejarahnya fenomena ini pertama kali tercatat pada 1637.

Saat itu, bunga tulip dihargai 3.000-4.200 Gulden di Eropa.

"Kemudian Charles Mackay, menulis buku terkenal Extraordinary Popular Delusions and the Madness of Crowds, bahwa harga tulip bisa melambung tinggi karena pasar irasional," sebut Bhima.

Pasar irasional ini jugalah yang saat ini terjadi pada harga jual jenis tanaman monstera di Indonesia.

Lihat Foto Banyak warga mengincar batu mulia terbaik meski sulit mendapatkannya. Misalnya dengan rela pergi ke luar kota atau membayar mahal batu akik incarannya.

Namun, pasar irasional ini juga sudah beberapa kali terjadi di Tanah Air sebelumnya.

Source : Kompas

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x