Seperti memilih pencahayaan yang bagus, sudut yang paling bagus, yang kemudian bisa ditambahkan dengan filter untuk daya tarik.
Wanita-wanita ini sering mengambil langkah untuk menampilkan versi lain dari diri mereka yang bisa merusak persepsi mereka sendiri.
“Wanita tampaknya termotivasi oleh keinginan untuk menampilkan versi terbaik dari diri mereka dan secara substansial lebih bahagia dengan selfie yang diedit daripada foto aslinya.
Namun, pada saat yang sama, aktivitas ini memiliki efek merugikan dalam hal suasana hati yang lebih buruk dan ketidakpuasan wajah." ucapProfesor Marika Tiggemann.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Body Image menunjukkan bahwa jika wanita terus melanjutkan pengeditan foto secara ekstensif, hal itu dapat menyebabkan perasaan tidak jujur secara virtual.
Profesor Tiggemann menyimpulkan dalam temuannya bahwa faktor-faktor yang terlibat dengan ketidakpuasan penampilan wajah dan tubuh berasal dari seluruh gagasan di balik penilaian masyarakat yang terus-menerus terhadap penampilan wanita dan upaya mereka untuk membuat diri mereka terlihat lebih baik daripada di kehidupan nyata.
Media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama dalam cara kita memandang citra wajah dan tubuh kita.
Baca Juga: Unggah Foto Bareng Suami, Asmirandah Bongkar Perilaku Jonas Rivanno Saat Ia Sedang Hamil
Cukup sulit bagi wanita untuk terus-menerus dinilai oleh masyarakat atas penampilan dan pakaian kami.