"Jadi sel vero itu sangat sensitif dan dia (sel vero) gampang mati dengan SARS-CoV-2," kata Ahmad.
"Sehingga saat diberi obat-obatan seperti hidroksiklorokuin, seakan-akan bisa menyelamatkan sel ini. Tapi ternyata sekarang kita tahu bahwa hidroksiklorokuin dari segala aspek tidak bermanfaat untuk pasien Covid-19," paparnya.
Ahmad melanjutkan, tim peneliti dari Inggris telah meneliti lebih lanjut sel vero terhadap Covid-19.
Dari riset yang dilakukan, diketahui bahwa sel vero tidak cocok dengan Covid-19.
"Sel vero itu bukan sel dari manusia, tapi dari kera. Nah ketika selanjutnya (peneliti) menggunakan sel paru manusia, jelas sekali dikatakan di jurnal Nature bahwa hidroksiklorokuin tidak bisa menghambat replikasi virus SARS-CoV-2," jelasnya.
Regimen obat corona UNAIR
Lihat Foto Regimen kombinasi obat corona Unair(Tangkapan layar laman tniad.mil.id)
Dari laporan studi terbaru tersebut, kini para ilmuwan tahu kenapa dalam uji klinis pemberian hidroksiklorokuin tidak bermanfaat.
Selain itu, obat lopinavir/ritonavir dikatakan Ahmad juga tidak ada manfaatnya untuk pasien Covid-19.
"Tapi okelah, mungkin mereka memiliki pemikiran sedikit berbeda, mungkin kontribusi mereka itu kombinasi (obat). Meskipun lopinavir/ritonavir tidak ada manfaatnya, hidroksiklorokuin tidak ada manfaatnya, tapi mungkin mereka pikir gimana kalau (obat) itu kita kombinasi," ujar Ahmad.