Ruang makan itu menjadi saksi bisu penyusunan teks proklamasi. Setelah semalaman berembuk, akhirnya pada dini hari 9 Ramadhan 1364, tepat 76 tahun lalu dalam perhitungan Hijriah, teks itu selesai dan segera diketik.
Dalam buku Sekitar Proklamasi (1981) Bung Hatta mengatakan bahwa dirinya sempat diberi makan sahur di kediaman Laksamana Maeda.
"Sahur.....Sahur!," suara terdengar dari rumah kediaman Maeda menunjukan waktu untuk Muslim bersahur.
Makanan itu telah disiapkan oleh Satsuki Mishina, selaku asisten rumah tangga Laksamana Maeda dan satu-satunya perempuan yang ada dalam rumah tersebut.
"Waktu itu bulan puasa. Sebelum pulang saya masih dapat makan sahur di rumah Admiral Maeda," kenang Hatta.
Mishina membuat dan menyiapkan nasi goreng, telur, dan ikan sarden. Setelah selesai masak, jamuan segera dihidangkan kepada para tokoh perumus proklamasi.
Sajian ikan sarden menjadi salah satu makanan yang mengisi perut para tokoh perumusan proklamasi saat sahur.
Sarden telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sebelum Kemerdekaan RI, apa asal usulnya?
Sejarah sarden dan makanan kaleng di Indonesia
Menurut Travelling Chef Wira Hardiansyah, ikan sarden dikenal dengan sebutan ikan lemuru atau Sardinella lemuru (Bali sardinella).