"Barangkali penyebutan zona hitam tersebut adalah untuk menekankan lonjakan yang terjadi.
Namun, kita berharap leveling-nya tetap sesuai dengan sebelumnya, yaitu maksimal di zona merah," kata dia.
Tonang mengakui bahwa 18 kasus baru yang dilaporkan kemarin menunjukkan peningkatan yang sangat tajam.
"Kemudian, di Solo juga terlihat ada beberapa potensi yang harus diwaspadai dan dapat mengarah ke terjadinya ledakan kasus karena di beberapa titik memang terjadi aktivitas yang cukup tinggi seperti pasar dan tempat umum lainnya," lanjut dia.
Catatan penanganan Covid-19 di Solo Lihat Foto Ruangan isolasi khusus yang disiapkan RSUD Dr Moewardi Surakarta untuk menangani pasien yang terindikasi virus Corona, Senin (27/1/2020).
Menurut Tonang, hingga sekitar sepekan yang lalu, kondisi kasus atau pandemi Covid-19 masih relatif terkendali.
"Kasusnya saat itu tambah 1-2, terhitung sedikit. Itulah kenapa kemudian ketika kemarin muncul jumlah kasus harian yang tinggi, Solo disebut sebagai zona hitam," ujar dia.
Mengenai situasi penanganan Covid-19 di Solo, Tonang menilai, situasinya sudah lebih baik karena ada peningkatan kapasitas pemeriksaan PCR.
"Kalau kapasitas pemeriksaan itu cukup, maka akan memberikan hasil yang benar-benar menggambarkan kondisi terkini," kata dia.
"Kedua, sambil berproses meningkatkan kapasitas pemeriksaan PCR, kita harus menyadarkan masyarakat bahwa masa adaptasi kebiasaan baru ini ada syaratnya," lanjut Tonang.
Adapun salah satu syaratnya adalah memastikan kepatuhan pada protokol kesehatan, baik yang sifatnya pribadi (cuci tangan, menggunakan masker, jaga jarak) maupun komunitas (menghindari kerumunan, mempersingkat waktu rapat/pertemuan, ventilasi di ruangan yang dipakai bersama).
"Dua hal ini yang harus dipegang betul agar kita bisa masuk ke dalam masa adaptasi kebiasaan baru ini," kata Tonang.