Tak hanya itu, Tukul juga memberikan pesan kepada pengurus masjid.
“Kalau bekerjanya pakai hati, hati itu kan menggerakkan semuanya, jadi senang, makanannya enak, kalau hatinya enggak enak, makanan itu jadi enggak enak,” ujar Tukul.
“Tapi kalau hatinya enak, makanannya biasa semua, hatinya senang, makananya jadi enak."
Tidak hanya itu, Tukul Arwana turut membahas soal cita-citanya untuk menjadi seorang insinyur.
Namun, karena keterbatasan biaya, Tukul mesti mengubur impiannya untuk menjadi seorang insinyur.
Hal itu disampaikan oleh Tukul saat berbincang-bincang dengan anak-anaknya melalui kanal YouTube, Tukul Arwana TV.
“Waktu itu pengin kuliah enggak punya duit, orang-orang pada pergi kuliah, ayah jurusannya dulu IPA, Sekolah Menengah Atas Negeri 1,” kata Tukul Arwana, seperti dikutip Kompas.com.
Hingga akhirnya nasib berkata lain yang membuat Tukul mengadu nasib ke Jakarta.
“Modalnya muka Ayah kayak muka pelawak.Alhamdulillah diarahkan ke Jakarta, karena Jakarta adalah barometernya. Kalau bisa menaklukan Jakarta, bisa menaklukan semuanya, akhirnya jadi pelawak,” tutur Tukul lagi.
Serius untuk menjadi seorang komedian, Tukul mengaku harus mempelajari lawakannya agar lebih berkualitas.