Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bukan Hoaks! Ahli dari Indonesia Sebut Cara Ini Bisa Bantu Sembuhkan Pasien Covid-19 yang Kritis dan Kini Sedang Diuji Klinis

Riska Yulyana Damayanti - Rabu, 17 Juni 2020 | 14:01
Stem Cell disebut bisa bantu sembuhkan pasien Covid-19 yang kritis
Pixabay.com/ padrinan

Stem Cell disebut bisa bantu sembuhkan pasien Covid-19 yang kritis

Bukan Hoaks! Ahli dari Indonesia Sebut Cara Ini Bisa Bantu Sembuhkan Pasien Covid-19 yang Kritis dan Kini Sedang Diuji Klinis

GridHITS.ID -Meski vaksin atau obat untuk Covid-19 belum ditemukan,ahli di Indonesia memberikan pengumuman penting terkait virus corona.

Saat ini peneliti Indonesia sedang menguji klinis stem cell untuk membasmi Covid-19 yang ada dalam tubuh.

Disebutkan bahwa stem cell atau sel punca bisa membantu pasien Covid-19 yang kondisinya kritis.

Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua UPT Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM-FKUI, Prof. Ismail Hadisoebroto Dilogo dalam sesi wawancara yang videonya ditayangkan di kanal YouTube tvOneNews (16/6/2020).

Baca Juga: Bawa Angin Segar, Perusahaan Farmasi China Klaim Sudah 90 Persen Siap Luncurkan Vaksin Covid-19

Baca Juga: Satu Langkah Lagi, Orang Hebat Asal Indoensia Sebut Vaksin Covid-19 Tinggal Lewati 1 Fase Uji Coba, Kapan Bisa Diproduksi Massal?

Dalam kesempatan itu, presenter bertanya bagaimana cara kerja stem cell bisa mengobati pasien Covid-19.

Prof. Ismail mulanya menjelaskan bahwa Covid-19 menimbulkan badai peradangan sehingga pasien mengalami kesulitan dalam bernapas.

Sedangkan stem cell disebut bekerja sebagai anti inflamasi dan meningkatkan imunitas tubuh.

Ahli jelaskan soal stem cell yang bisa bantu sembuhkan pasien Covid-19 yang kritis

Ahli jelaskan soal stem cell yang bisa bantu sembuhkan pasien Covid-19 yang kritis

"Nah si stem cell ini punya dua kemampuan, pertama punya anti inflamasi atau anti peradangan yang hebat. Sehingga terjadi sel-sel radang pada tubuh pasien Covid-19 akan menurun.

Kedua imunitas,sel punca ini mempunyai potensi yang kita sebut dengan sel imunomodulasi, atau bisa meregulasi, mengatur, memulihkan kembali kekebalan tubuh pasien tersebut, sehingga dengan cara itu bisa mengatasipneumonia Covid-19 yang kritis," jelas Ismail panjang lebar.

Ia juga menjelaskan bahwa sel punca atau stem cell yang ia gunakan dalam uji klinis apda manusia ini diambil dari tali pusat bayi.

Baca Juga: Bukan Hoaks, Ahli Bongkar Alasan Obat untuk Kucing Ini Ada Harapan Bisa Bantu Basmi Virus Corona

Baca Juga: Bukan Vaksin, Ramuan Pancasila Diklaim Bisa Bantu Tangkal Virus Corona, Bahan Pembuatnya Ternyata Mudah Didapatkan

Kini,timnya sedang menguji stem cell tersebut pada pasien Covid-19 yang kritis.

Kritis yang dimaksud yakni pasien yang gagal napas yang harusdibantu dengan alat bantu pernapasan.

Dijelaskan, dalam penelitiannya ada dua kelompok pasien, satu kelompon pasien kritis yang hanya mendapatkan perawatan sesuai standarsedangkan kelompok lain selain mendapatkan perawatansesuaistandar juga diberikan terapi stem cell.

Pembawa acara pun bertanya, bagaimana hasil sementara uji klinis atau penelitian yang Prof. Ismail dan timnya lakukan terkait stem cell untuk bantu sembuhkan pasien Covid-19 yang kritis.

Prof. Ismail hasil sementaranya, pasien yang kritis bisa melepas alat bantu pernapasannya usai diberi terapi stem cell.

"Hasil sementara kami, kebetulan sudah ada dua pasien yang diimplantasi. Sebelumnya pasiennya kritis terintubasi, pasiennya dalam keadaan tidak sadar.

Pada pasien pertama itu hari ke delapan, sedangkan pasien kedua itu hari ke tiga, pasiennya bangun dan bisa dilepas ventilator mekaniknya, atau bisa napas spontan (usai diberi stem cell)," ungkap Prof. Ismail.

Baca Juga: Kabar Gembira Pasca Lebaran! Vaksin Corona Bernama GX-19 Siap Diuji Klinis Oleh Kalbe Farma

Baca Juga: Kabar Gembira Kembali Datang, Peneliti Klaim Vaksin Ini 99% Ampuh Bunuh Virus Corona: Cara Pakainya Sangat Mudah!

Lebih lanjut, kini kedua pasien tersebut juga kembali ke ruang perawatan biasa setelah sebelumnya dirawat di ICU.

Prof. Islamil menjelaskan bahwa penelitian atau uji klinisnyadiusahakan diselesaikan dalam waktu tiga bulan.

"Kita estimasikan tiga bulan ini bisa diselesaikan. Dengan harapan pasien yang kritis terekrut," jelas Prof. Ismail.

Source :YouTube

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x