Seorang ahli epidemiologi UI, Pandu Riono menjelaskan bahwa menurutnya ada dua faktor penyabab Jawa Timur mengalami peningkatan kasus yang tajam.
Salah satunya menurutnya karena adanya orang yang mudik.
"Dua faktor yang berpengaruh karena banyak orang yang mudik atau mudik balik, dan peningkatan kapasitas tes pada penduduk yang berisiko," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com (31/5/2020).
Baca Juga: Garam Dapur Disebut Bisa Tangkal Virus Corona, Ahli Langsung Ungkap Fakta di Baliknya, Benar Ampuh?
Oleh karena itu, menurutnya Jawa Timur belum pantas untuk melakukan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Jatim belum memenuhi syarat utama dari epidemiologi (untuk melakukan pelonggaran batasan), bahwa penularan belum terkendali," kata Pandu.
Untuk mencapai status terkendali, syarat utama yang harus dipenuhi adalah tren penurunan jumlah kasus yang konsisten selama dua minggu pengamatan.
Pendapat Pandu Riono terkait mudik
Sebelumnya Pandu telah memberikan peringatan kepada masyarakat untuk jangan mudik.
Pasalnya, menurutnya salah satu dampak mudik yakni bisaberpotensi menambah kasus penularan di masyarakat.
"Semuakandari pergerakan manusia. Jadi manusia dibatasi pergerakannya tidak boleh mudik, itu satu cara supaya virus dari kota besar jangan pulang kampung," ujar Pandu kepadaKompas.com, Selasa (14/4/2020).