Terapi yang sudah digunakan selama ratusan tahun
Dilansir dari Medical News Today, gagasan penggunaan plasma konvalesen atau terapi antibodi pasif ini pertama kali dikenalkan pada akhir abad ke-19.
Orang yang pertama kali mengenalkan metode ini adalah fisiolog Emil Von Behring dan bakteriologis Kitasato Shibasaburou.
Mereka menemukan metode dengan menggunakan antobodi yang ada dalam komponen darah lain untuk melawan infeksi bakteri diptheria.
Sejak saat itu, dokter telah menggunakan terapi antibodi pasif, setidaknya sejak tahun 1930-an untuk melawan infeksi bakteri dan virus.
Sejarah panjang keberhasilan metode ini untuk melawan berbagai penyakit menular menunjukkan bahwa metode ini juga mungkin bisa digunakan untuk melawan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus corona.
PUNYA HARAPAN TINGGI ATASI CORONA
Food and Drug Administration (FDA) baru-baru ini merekomendasikan para pasien Covid-19 yang telah sembuh untuk mendonorkan plasma darah mereka.
Plasma darah ini digunakan untuk terapi yang disebut bisa mengobati penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona jenis SARS-CoV-2.
Convalescent plasma, begitu nama terapi tersebut, dilakukan dengan cara memasukkan plasma darah penuh antibodi milik pasien yang telah sembuh ke tubuh penderita Covid-19.
Situs resmi FDA menyebutkan terapi ini bisa dilakukan sebagai opsi penyembuhan Covid-19, mengingat tingkat keberhasilan yang cukup tinggi di China.
Apakah terapi ini efektif?