Hal ini diklaim bisa membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan patogen dengan lebih efisien.
Para peneliti dan profesional telah mengupayakan kemungkinan menggunakan metode ini untuk mengobati Covid-19 yang disebabkan oleh infeksi virus corona.
Di Amerika Serikat, 57 lembaga yang terdiri dari peneliti dan dokter sedang meneliti kemungkinan penggunaanplasma darah untuk penyembuhan Covid-19.
Ahli biologi molekuler akan memilih antibodi yang mampu menargetkan urutan protein spesifik suatu patogen.
Sel yang merpakan kloningan dari sel asli penghasil antibodi kemudian mengasilkan jutaan antibodi monoklonal yang identik.
Para ilmuwan awalnya mengidentifikasi antibodi pada darah seseorang yang pernah terinfeksi SARS, dimana penyakit SARS juga disebabkan oleh virus corona.
Individu yang dipelajari antibodinya adalah orang yang berhasil pulih dari infeksi SAES pada tahun 2002 hingga 2004 lalu.
Selama beberapa tahun, para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Washington telah mempelajari terkait SARS dari individu ini.
Dengan mempelajari antibodi dari orang yang berhasil pulih dari SARS memungkinkan peneliti untuk bergerak lebih cepat dibandingkan kelompok lainnya, kata David Veesler, asisten profesor biokimia di Universitas Washington.
Perusahaan bernama Vir Biotechnology telah melakukan pengembangan dan pengujian terhadap antibodi tersebut.
Antibodi itu diberinama S309 dan akan diuji klinis sesegera mungkin.
Selain untuk penyembuhan SARS-CoV dan Covid-19, antobodi ini diharapkan juga bisa menetralkan infeksi yang disebabkan oleh virus corona lain yang memiliki subgenus sama.