Arda Naff mengungkapkan alasan ia tak bisa menahan air matanya karena dahulu ia hidup serupa dengan bocah penjual jalangkote.
"Karena memori jualan sangat lekat di hidup saya.Mbak Nanik panggilan populer mama saya ketika disematkan banyak orang karena menjajakan nikmatnya aneka kue. Arisan, kenduri, pesta keluarga tak pernah absen kuenya menghiasi meja pelanggan," tutur Arda Naff.
Suami Tantri Kotak itu mengungkapkan ia mengerti betapa kerasnya menjadi seorang pedagang.
"Ngerti banget kerasnya orang dagang, saya beranjak tidur mama saya belum tidur, saya bangun mama saya sudah bangun duluan, terus tidur berapa jam, Ma?Fisiknya dikuras, tapi perjuangan ibu jgn diukur krn sudah pasti mengabdikan hidupnya utk anak-anak yg makmur," ujar Arda Naff.
Arda Naff kemudian menceritakan kalau ia menemani membungkus kue, mengantarnya ke pelanggan, sampai beli bahan ke pasar.
Pria kelahiran Madiun itu bahkan sampai mengomel kepada mamanya karena memutari pasar untuk mencari harga bahan termurah.
"kadang saya ngomel-ngomel sebab mama saya ini selisih 200 perak seluruh pasar diputerin utk cari harga termurah, kala itu logika saya belum bersandar sepenuhnya, pdhl setelah belanja bahan, saya tetep diajak makan tahu tek telor makanan favorit saya, Lah selisih 200 perak td gmn ma kok tetap jajanin anaknya? Ya itulah seorang ibu," pungkas Arda Naff.
Motor butut menjadi saksi perjuangan sang ibunda bahkan Arda Naff pernah diledek karenanya.