Ikut Soroti Kasus Bocah Penjual Jalangkote Di-bully, Suami Tantri Kotak Tak Kuasa Menahan Air Mata: Saya Jadi Bocah Paling Cengeng
GridHITS.id- Belakangan ini bocah penjual jalangkote menjadi buah bibir di media sosial karena terkena perundungan.
Pelaku perundungan tersebut melontarkan kata-kata labeling dan melakukan kekerasan fisik sehingga bocah penjual jalangkote tersebut tersungkur.
Padahal bocah penjual jalangkote tersebut tak punya masalah dengan pelaku dan hanya membantu ekonomi keluarganya.
Untungnya, pelaku perundungan dan perekam video sudah ditangkap pihak kepolisian.
Sementara Gubernur Sulawesi Selatan,H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr. memberikan bantuan berupa sepeda motor dan beasiswa.
Tak hanya menjadi perhatian Nurdin, rupanya suami Tantri Kotak, Arda Naff juga mengikuti berita tentang bocah penjual jalangkote itu.
Hal tersebut diketahui dari unggahan Arda Naff di Instagram pada Senin (18/5/2020).
Arda Naff bahkan tak kuasa menahan air matanya melihat bocah penjual jalangkote itu di dorong ke lapangan sampai jatuh.
"Melihat video viral bocah jualan pastel naik sepeda di bully sampai jatuh kelapangan, seketika saya jadi bocah paling cengeng sedunia, netes langsung air mata saya, remaja itu membantu ibunya tanpa malu dan penuh hormat," ucap Arda Naff.
Arda Naff mengungkapkan alasan ia tak bisa menahan air matanya karena dahulu ia hidup serupa dengan bocah penjual jalangkote.
"Karena memori jualan sangat lekat di hidup saya.Mbak Nanik panggilan populer mama saya ketika disematkan banyak orang karena menjajakan nikmatnya aneka kue. Arisan, kenduri, pesta keluarga tak pernah absen kuenya menghiasi meja pelanggan," tutur Arda Naff.
Suami Tantri Kotak itu mengungkapkan ia mengerti betapa kerasnya menjadi seorang pedagang.
"Ngerti banget kerasnya orang dagang, saya beranjak tidur mama saya belum tidur, saya bangun mama saya sudah bangun duluan, terus tidur berapa jam, Ma?Fisiknya dikuras, tapi perjuangan ibu jgn diukur krn sudah pasti mengabdikan hidupnya utk anak-anak yg makmur," ujar Arda Naff.
Arda Naff kemudian menceritakan kalau ia menemani membungkus kue, mengantarnya ke pelanggan, sampai beli bahan ke pasar.
Pria kelahiran Madiun itu bahkan sampai mengomel kepada mamanya karena memutari pasar untuk mencari harga bahan termurah.
"kadang saya ngomel-ngomel sebab mama saya ini selisih 200 perak seluruh pasar diputerin utk cari harga termurah, kala itu logika saya belum bersandar sepenuhnya, pdhl setelah belanja bahan, saya tetep diajak makan tahu tek telor makanan favorit saya, Lah selisih 200 perak td gmn ma kok tetap jajanin anaknya? Ya itulah seorang ibu," pungkas Arda Naff.
Motor butut menjadi saksi perjuangan sang ibunda bahkan Arda Naff pernah diledek karenanya.
"Motor butut jadi saksinya, berangkat ke sekolah kadang masih ada tas di jok motor buat nenteng sayur, disaat teman2 SMP, SMA punya motor bagus2, motor saya pernah diledek spion berdoa. Maklum kadang sedih, remaja sedang berperang mencari jati dirinya," tuturnya.
"Ma, memori yg pernah kita jalani sangat membanggakan, kita hidup karena keringat kita bukan mengemis dan mengiba. Terima kasih sudah mengajari cara berjuang, justru itulah ilmu yg hrsnya dibekali ke anak bahwa hidup selalu harus diupayakan. Tenang disana ma, surga tempatmu, sebentar lagi lebaran, sumpah aku kangen lempermu yg selalu disisakan lebih dari orderan utk anak lanangmu, al fatehah," tutup Arda Naff.