Namun hingga berita ini dirilis, belum diketahui seberapa banyak ventilator yang akan dikirimkan AS dan bagaimana prosedur pengirimannya.
"Ventilator adalah alat bantu untuk life saving. Orang kalau gagal napas, lalu dia tidak dibantu dengan ventilator nanti bisa meninggal dunia," ujar Anggota Kepakaran Divisi Intensive Care Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI-RSCM dr. Rudyanto Sedono, Sp.An-KIC saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (15/4/2020).
Penggunaan ventilator murni karena pasien membutuhkan perbantuan nafas, bukan karena dia punya penyakit bawaan.
Alat ini jumlahnya sangat terbatas di Indonesia, dicari-cari bahkan hingga ke seluruh dunia.
"Saya ditugasi Pak Menteri (Erick Thohir), ditugasi cari ventilator sampai ke ujung dunia. Jadi termasuk Elon Musk nge-tweet kita kejar juga," ujar Wakil Menteri BUMN Budi Unadi Sadikin saat teleconference dengan wartawan, Selasa (7/4/2020).
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengaku masih kekurangan stok ventilator untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit plat merah yang ditugasi menangani pasien Covid-19.
"Kalau kita lihat RS BUMN ada 611 tempat ICU, sampai hari ini dengan segala cara kita baru ada 50 persennya," katanya, Selasa (14/4/2020).
DIKIRIM KE 4 NEGARA BERKEMBANG
Pemerintahan Presiden Donald Trump pada Jumat (24/4/2020) mengatakan, akan menjual ventilator ke setidaknya 4 negara berkembang untuk membantu mengatasi Covid-19.