Ketika hal itu terjadi maka memicu hormon pemenuk kenikmatan jasmani diproduksi lebih banyak seperti dipamin dan serotin.
Apabila hormon tersebut diproduksi lebih banyak akan membuat rasa ingin memuasi tubuh untuk makan dan minum lebih tinggi lagi.
"Kalau cuma sekadar puasa fisik, ya akhirnya cuma nahan-nahan lapar aja. Jadi di kepala yang muter-muter cuma daftar makanan," ujar Tan.
Tanpa disadari melakukan hal demikian hanya akan membuat tubuh lemas akibat pikiran yang terus bekerja.
Bahkan Tan menyebutkan terdapat siklus 'lingkaran sesat' yang membuat tubuh cepat lemah akibat berbuasa.
Apabila masuk dalam 'lingkaran sesat' akan membuat stimulus dopamin menjadi berlebih.
Dampaknya rasa lapar dan haus akan semakin tinggi yangberujung makan serta minum berlebih ketika berbuka puasa.
Tanpa disadari bukan hanya perut begah, tetapi juga risiko kanker, penyakit jantung, infeksi, gangguan pencernaan, dan perpendekan telomer juga akan terjadi.
Hal itu terjadi karena adanya rasa malas untuk berberak sehingga mengganggu suasana hati dan terjadilah gangguan hormonal.
Baca Juga:Agar Kondisi Janin Bila Ibu Hamil Berpuasa Tidak Menurun, Lakukan Hal Ini Saat Sahur dan Buka Puasa