Hingga akhirnya, pasien tersebut baru berkenan kembali dirawat setelah didatangkan guru atau seniornya untuk membantu melakukan negosiasi.
“Kurang lebih satu jam kita negosiasi baru dia kembali ke kamarnya,” jelas dia.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda Ismid Kosasih menambahkan, butuh cara khusus menghadapi pasien seperti ini.
“Tapi, alhamdulillah dalam waktu tidak terlalu lama kami berhasil menenangkan dia (pasien) kembali,” kata dia.
Baca Juga: Gara-gara Berita di Media Tentang Khasiat Obat ini Untuk Sembuhkan Corona, 300 Orang Meninggal Dunia dan 1000 Kritis di Iran
Selain itu, Ismid juga memastikan seluruh tim medis dan petugas di RSUD IA Moeis tetap berjaga sehingga semuanya bisa berjalan dengan baik.
“Intinya kita tetap memperlakukan dia sebagai pasien PDP. Berbagai cara kita lakukan baik itu persuasif dan lainnya,” ujar Ismid.
Pasien asal Samarinda ini diketahui sempat melakukan perjalanan dari Gowa, Sulawesi Selatan, dan diisolasi pada 8 April 2020.
Berdasarkan hasil rapid test, pasien dinyatakan reaktif.
Sedangkan untukhasil swab masih menunggu Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
Pasien klaster Ijtima Ulama Dunia Gowa ini mengamuk karena minta dipulangkan dengan alasan ingin merawat ibunya yang sedang sakit sejak Sabtu (18/4/2020) malam.