Selama kurang lebih satu minggu dirawat di RSUD itu, dokter spesialis paru yang melakukan pemeriksaan menemukan gejala pneumonia.
Karena curiga dengan gejala tersebut, akhirnya tim medis berusaha untuk memastikan ulang terkait riwayat perjalanan pasien.
Pada 30 Maret 2020, saat kembali ditanya terkait riwayat perjalanannya, tim medis terkejut lantaran pasien bersangkutan mengaku baru saja pulang dari luar negeri dan Yogyakarta sebelum dirawat di RSUD.
"Setelah ditanya lebih lanjut akhirnya pada 30 Maret, pasien baru mengaku kalau sebelumnya baru pulang dari luar negeri dan sempat main ke Jogja. Setelah menyampaikan keterangan itu, pasien kemudian dipindahkan ke ruang isolasi," ungkap Titik, Jumat (10/4/2020).
Saat dilakukan perawatan di ruang isolasi itu, pasien bersangkutan juga diambil sampel lendir tenggorokkannya untuk dilakukan uji laboratorium.
Karena kondisinya dianggap membaik dan sehat, akhirnya oleh tim medis RSUD, pasien bersangkutan pada 2 April 2020 diperbolehkan pulang untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Menyikapi hasil uji laboratorium itu, pihak rumah RSUD langsung melakukan tracing terhadap pegawainya.
Hasilnya, ada 76 pegawai RSUD yang sempat kontak langsung dengan pasien bersangkutan selama dirawat di ruang bangsal pada 24-30 Maret 2020.
"76 orang itu akan kita rapid test. Di antaranya petugas pendaftaran, IGD, dokter, perawat, hingga tenaga kebersihan," ungkap Titik.