Bikin Lega! Peneliti ITB Prediksi Pada Bulan April Penyebaran Virus Covid-19 Akan Berakhir
GridHits.id - Penyebaran virus covid-19 di Indonseia hingga kini masih terus menyedot perhatian publik.
Pasalnya hingga saat ini pasien covid-19 di Indonesia dikabarkan masih terus meningkat.
Bahkan di beberapa daerah, Orang Dalam Pengawasan (ODP) dikabarkan melonjak secara drastis.
Melansir Informasi dari Kompas pada Selasa (24/3/2020), Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) di Institut Teknologi Bandung (ITB) telah melakukan simulasi dan permodelan sederhana dalam prediksi penyebarancovid-19 di Indonesia.
Melaui penelitian tersebut, Indonesia diprediski akan megalami puncak jumlah kasus Covid-19 pada akhir Maret hingga pertengahan April 2020.
Pendemi corona ini diperkirakan akan berakhir pada saat kasus harian terbesar berada di angka sekitar 600 persen yang diprediksi pada bulan April tersebut.
“Perlu dicatat, ini hasil pemodelan dengan satu model yang cukup sederhana, tidak mengikutkan faktor-faktor kompleksitasnya tinggi, “ ujar tim peneliti Nuning Nuraini dalam keterangan tertulis, Kamis (19/3/2020).
Nuning menjelaskan bahwa penelitian ini dilatarbelakangi kasus covid-19 di Indonesia yang menjadi bagian pendemi global.
"Dalam penelitian ini, kami berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang epidemi yang sedang terjadi saat ini di Indonesia melalui suatu model matematika sederhana," kata Nuning.
Baca Juga: Jangan Gegabah Hadapi Corona, Aturan Sepele Ini Jika Dilanggar Akan Membuat Indonesia Bisa Lebih Parah dari Wuhan dan Italia
Sebuah penelitian yang menjadi jurnal ilmiah ini, tim peneliti membangun model representasi jumlah kasus Covid-19 dengan menggunakan model Richard’s Curve.
Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi SARS di Hong Kong pada 2003 silam.
Setelah menentukan model penelitian ini, tim akhirnya menguji berbagai data kasus Covid-19 terlapor dari berbagai macam negara.
Seperti China, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.
Secara matematik, model Richard’s Curve Korea Selatan paling cocok sebab kesalahannya sangat kecil disandingkan dengan data terlapor di Indonesia.
Jika dibanding data negara lain, kesesuaian ini diambil saat Indonesia memiliki 96 kasus positif corona.
"Bisa dikatakan, jika kita punya penanganan yang mungkin sama, sesuai dengan publikasi yang ada dengan Korea Selatan, tanpa memasukkan faktor kompleksitas lainnya seperti temperatur lingkungan, kelembapan dan lainnya, seharusnya kita bisa mendapat kesimpulan yang sama persis dengan apa yang ditulis pada publikasi kami,“ kata dia.
Namun hal ini bukan lah perkara mudah, sebab Korea Selatan menjadi salah satu negara paling baik dalam penanganan covid-19.
"Ini waktu terus berjalan, tentu sulit untuk bisa persis seperti mereka. Tapi setidaknya, dari tulisan ini kita bisa mengetahui bahwa Indonesia perlu melakukan sesuatu untuk tetap berada dalam tren yang baik,“ ujar Nuning.
Baca Juga: Kagum Pada Tingkah Lucu dan Konyolnya, Siwon Choi Unggal Ulang Video Babe Cabita Pada Akun Pribadinya: 'Tertawa Adalah Obat Terbaik'
Menurut Nuning, merujuk pada model yang dibangun termasuk faktor-faktor yang krusial.
Selain itu vaksin corona yang belum dapat ditemukan.
Masalah ini dapat diatasi dengan memotong rantai penularan yang dapat dilakukan dengan pembatasan kontak fisik.
Seperti yang telahdinstruksikan pemerintah beberapa waktu lalu.
Sejak corona mulai masuk Indonesia Jokowi telah memperingatakan melalui Instagramnya bahwa virus corona dapat dicegah dan dihadapi.
Selain dengan menerapkan sosial distance, Presiden Jokowi juga mengunggah sebuah video yang menerapkan cara sederhana untuk menjaga kondisi kesehatan dengan baik.
Yakni dengan mencuci tangan, menghindari menyentuh area wajah dengan tangan yang kotor, menjaga kebersihan lingkungan, hidup sehat dan jaga jarak.
Artikel ini telah tayang di grid.ID dengan judul Kabar Gembira! Peneliti ITB Prediksi Penyebaran Covid-19 Akan Berakhir Pada Bulan April, Simak Penjelasannya