GridHITS.id -Saat ini Indonesia memang sedang darurat corona.
Pemerintah juga selalu memberikan info terkini mengenaipenyebaran virus corona.
Tak hanya itu, pemerintah juga tak ada hentinya memberikan peringatan untuk patuh melakukan karantina mandiri ataupunsocial distancing.
Hal tersebut dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Namun, masih ada saja oknum yang melanggar aturan yang telah ditetapkan.
Polisi bahkan sampai turun tangan untuk memberikan teguran untuk warga yang masih saja nekat keluyuran.
Mengingat pertumbuhan jumlah pasien yang terus meningkat ternyata ada kemungkinan Indonesia jadi episentrum baru Covid-19.
Pada 25 Maret 2020 ini, seperti yang disampaikan jurubicara Pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, sudah menembus angka 790 kasus. Sehari sebelumnya terdapat 685 kasus. Ini berarti ada penambahan 105 kasus baru.
Itu belum termasuk angka kematiannya mencapai 58 kasus yang merupakan angka kematian terbanyak di Asia Tenggara.
Melihat fenomena ini, Ascobat Gani, pengamat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengakui tidak tertutup kemungkinan dengan angka tersebut, Indonesia akan meniru Wuhan, bahkan bisa sama dengan Italia.
"Kami telah kehilangan kendali, itu telah menyebar di mana-maBila Warganya Masih Keluyuran, Indonesia Diprediksi Jadi Episentrum Baru Virus Corona Dunia Setelah Wuhanna. Mungkin kita akan mengikuti Wuhan atau Italia. Saya pikir kita berada dalam kisaran itu", katanya disadur dari Reuters (25/03/2020).
Baca Juga: Kondisi Mental Harus Tetap Sehat, Begini Cara Mudah Lawan Stres di Tengah Wabah Virus Corona
Ascobat Gani memprediksi Indonesia bakal menjadi episentrum baru virus corona Covid-19, setelah Kota Wuhan, China.
Lonjakan drastis kasus virus corona di Indonesia disebabkan salah satunya kurangnya kesadaran masyarakat untuk tinggal di rumah sesuai anjuran.
Selain itu, fasilitas kesehatan yang kurang mumpuni dan minimnya tenaga medis juga berdampak pada penanganan pasien virus corona, sehingga Indonesia berisiko menjadi episentrum Covid-19.
Bahkan, sebuah studi Pemodelan Matematika untuk Penyakit Menular yang berbasis di London pada hari Senin (24/2) merilis laporan yang menyebutkan bahwa Indonesia hanya melaporkan 2% dari jumlah keseluruhan kasus positif virus corona.
Sebanyak 686 kasus yang dilaporkan pada hari itu dianggap sebagai pengecilan skala karena tingkat pengujian yang rendah dan angkat kematian tinggi mencapai 55 orang, tertinggi di Asia Tenggara.
Pemodel lain bahkan berani memproyeksikan bahwa kasus-kasus dapat meningkat hingga 5 juta kasus di ibukota Jakarta, pada akhir April nanti.
Hingga hari ini saja kasus COVID di DKI Jakarta sudah melebihi angka 400 kasus. Semoga ini tidak sampai terjadi.
Untuk diketahui, rasio tempat tidur di Indonesia 12 per 10.000 orang, jauh di bawah Korea Selatan sebesar 115 per 10.000 orang.
Itu belum termasuk keterbatasan dokter yang cuma 4 dokter per 10.000 pasien, dan sedikitnya perawat, serta kemampuan tenaga medis dalam menghadapi penyakit yang berpotensi mewabah.
Namun perkiraan Ascobat ditepis Achmad Yurianto. Terlebih setelah pemerintah mengeluarkan tindakan preventif dengan mengimbau warga menerapkan physical distancing atau melakukan banyak aktivitas di dalam rumah.
"Kita tidak akan seperti itu. Terpenting, kita mengimbau banyak orang untuk tetap menjaga jarak," kata Achmad.
(Artikel ini telah tayang di GridHealth dengan judul:Bila Warganya Masih Keluyuran, Indonesia Diprediksi Jadi Episentrum Baru Virus Corona Dunia Setelah Wuhan)