"Nah ada masalah juga, saya sampai sekarang enggak dapatkan data (terkait Corona) yang mudah untuk dipahami. Kalau data dunia rinci," ujar Faisal.
"Data Indonesia susahnya minta ampun. Data korban per hari, data yang kritis berapa. (Data memang dijumpa perskan -red), tapi tidak ada seperti kita melihat untuk keseluruhan itu," ungkapnya.
Saat ditanya apakah pemerintah terkesan tertutup, Faisal tak langsung menjawabnya.
Ia hanya membandingkan otoritas yang dibentuk pemerintah saat terjadinya tsunami Aceh pada 2004 silam.
"Artinya tertutup mengatakan?" tanya presenter.
"Belum ada itu yang masih dikatakan, belum ada di mata saya itu kalau darurat, presiden membuat sejenis apa yang agak mirip yang terjadi waktu tsunami," ujar dia.
Menurutnya, meski Gugus Tugas Penanganan Virus Corona sudah dibentuk dengan Doni Monardo sebagai kepalanya, hal tersebut masih kurang maksimal.
Kewenangan Doni Monardo disebut tak sebesar yang dimiliki Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat menangani bencana tsunami.
"Otoritas khusus, kalau saya tidak salah Pak Jk pemimpinnya."
"Pak Doni pekewuh (tidak enakan -red) bener gitu, karena menurut saya kewenangan yang dia miliki tidak cukup," kritiknya.