Menurutnya, droplet dari orang batuk bisa bertahan di udara selama beberapa saat.
Tentu saja dipengaruhi oleh kelembapan dan tingginya virus di dalam droplet tersebut.
"Nah juga ini dapat diartikan bahwa virus itu bisa bertahan setelah seseorang batuk kan terutama kalau kelembaban tinggi dan berat jenis virus ini ringan," jelas David.
"Sehingga dia tidak serta merta ketarik gravitasi bumi ke bawah tapi dia bisa melayang," ungkap Prof David.
Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki kontak dekat dengan pengidap virus corona memiliki risiko penularan sangat besar.
"Kalau jarak dekat lebih mudah terhirup begitu," lanjutnya.
Baca Juga: Tak Kenal Lelah dan Heroik, Dokter Handoko Gunawan Tiba-tiba Curhat Tentang Corona ke Sosok Ini
Prof David lantas membenarkan bila virus tersebut dapat mengambang dan melayang di udara.
Meski demikian, virus yang mengambang perlahan akan turun.
Selain itu, David menungkapkan bahwa ruang indoor mempengaruhi kecepatan virus turun hingga menjadi lebih lambat.
"Mengambangnya sih dia pelan-pelan akan turun, tetapi ada aliran (proses terdahulu)."