Nakita.id -Ramai heboh penyebaran virus corona menjadikan warga Indonesia wajib tahu penggunaan masker yang benar agar tak tertular virus corona.
Sebenarnya, salah satu cara pencegahan virus corona adalah dengan memperhatikan kebiasaan dan perilaku kita sehari-hari.
Salah satunya dengan membentengi diri dengan penggunaan masker guna mencegah penularan penyakit.
Namun, baru-baru ini justru muncul kabar jika penggunaan masker tidak begitu penting dan dibutuhkan untuk orang yang masih sehat.
Pernyataan tersebutdisampaikan Profesor Obat dan Epidemiologi di University of Iowa's College of Medicine, Eli Perencevich.
"Meskipun ada kasus-kasus virus di luar sana, jawabannya adalah tidak. Anda tidak perlu menggunakan jenis masker apa pun, baik masker operasi, masker N95, masker pernapasan, atau masker lainnya, untuk melindungi diri dari virus corona," kata Dr. Perencevich, seperti dikutip dari Forbes, Sabtu (29/2/2020).
Sementara, menurut WHO, penggunaan masker saja tidak menjamin menghentikan infeksi dan harus dikombinasikan dengan langkah-langkah pencegahan lain.
Salah satunya dengan menjaga kebersihan tangan, pernapasan, dan menghindari kontak dekat, setidaknya jarak satu meter dengan orang lain.
Adapun masker yang umumnya digunakan oleh masyarakat ada dua tipe, yakni masker bedah dan masker N95.
Sayangnya, masyarakat Indonesia masih ada yang belum paham mengenai pemakaian masker yang benar.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. DR. dr. Ari Fahrial Syam mengungkapkan, beberapa pengguna masker yang diamatinya masih salah dalam pemakaiannya.
Lokasi pengamatan yang dilakukannya berada di Bandara Soekarno Hatta Terminal 3, Tangerang, Banten.
"Dari 28 orang yang menggunakan masker bedah, 65 persen atau hanya 18 orang yang menggunakan masker dengan benar. Artinya masker menutupi mulut dan lubang hidung dan kawat di hidung tertutup dengan baik," ujar Ari saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.
Ia juga menyampaikan, dari 118 orang yang diamatinya, penggunaan yang salah antara lain menggunakan masker bedah di dagu, di leher, dan masker terpasang longgar.
Menurutnya, penggunaan masker bedah yang terletak di dagu, karena ingin dibuka dan dipakai kembali, dinilai justru membuat masker jadi sumber penularan.
Sebab, pada bagian yang terpakai sudah terlepas dan bagian yang sebagai tempat mencegah masuknya kuman berada di posisi yang mudah terhirup oleh hidung.
"Saya rasa ini harus menjadi perhatian, kalau tidak mau lagi menggunakan masker baiknya dilepas dan dibuang," kata dia.
Selain itu, yang kini tengah menjadi perhatiannya adalah orang yang menggunakan masker N95 yang disebutlebih efektif untuk mencegah tertular langsung dari virus.
Karena, masker ini memiliki daya proteksi 95 persen dari partikel yang sangat kecil, tetapi lebih tepat digunakan di ruang tertutup.
"Masker N95 lebih tepat digunakan di ruang tertutup di mana kita memang berada pada keadaan akan kontak dengan orang yang sudah positif terinfeksi virus atau tuberkulosis," kata Ari.
Tak hanya lebih efektif menangkal virus corona, masker N95 juga disarankan digunakan untuk jangka waktu yang singkat.
Alih-alih untuk proteksi, orang yang menggunakan masker N95 akan kekurangan oksigen, apalagi orang tersebut sedang berada di bandara dan sedang butuh aktivitas berjalan setengah berlari untuk keperluan check in dan boarding.
Yang dikahawatirkan, jika mereka yang menggunakan masker N95 ini akan kekurangan oksigen atau hipoksia.
Pencegahan efektif Hipoksia merupakan kondisi yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke atau kolaps/pingsan apalagi jika orang tersebut sudah mempunyai permasalahan dengan paru.
Ari mengatakan, perkembangan terakhir beberapa pakar kesehatan China sudah menyatakan, beberapa keadaan virus corona ditularkan melalui satu orang ke orang lain melalui udara.
Hingga saat ini, penularan yang masih diyakini yakni melalui droplet percikan cairan yang dikeluarkan dari dalam mulut, batuk, atau bersin.
Meski begitu, dari pengamatan itu ia menilai bahwa tingkat pengetahuan masyarakat masih rendah.
"Perlu disosialisasikan secara terus-menerus tentang penyakit COVID-2019 dan cara penularannya," lanjut Ari. Cara pencegahan yang efektif, imbuhnya yakni dengan cara, sering mencuci tangan memakai sabun atau menggunakan antiseptik hand sanitizer.
Selain itu, upaya pencegahan lainnya, seperti makan teratur, istirahat cukup dan banyak mengonsumsi sayur dan buah.