"Masker N95 lebih tepat digunakan di ruang tertutup di mana kita memang berada pada keadaan akan kontak dengan orang yang sudah positif terinfeksi virus atau tuberkulosis," kata Ari.
Tak hanya lebih efektif menangkal virus corona, masker N95 juga disarankan digunakan untuk jangka waktu yang singkat.
Alih-alih untuk proteksi, orang yang menggunakan masker N95 akan kekurangan oksigen, apalagi orang tersebut sedang berada di bandara dan sedang butuh aktivitas berjalan setengah berlari untuk keperluan check in dan boarding.
Yang dikahawatirkan, jika mereka yang menggunakan masker N95 ini akan kekurangan oksigen atau hipoksia.
Pencegahan efektif Hipoksia merupakan kondisi yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke atau kolaps/pingsan apalagi jika orang tersebut sudah mempunyai permasalahan dengan paru.
Ari mengatakan, perkembangan terakhir beberapa pakar kesehatan China sudah menyatakan, beberapa keadaan virus corona ditularkan melalui satu orang ke orang lain melalui udara.
Hingga saat ini, penularan yang masih diyakini yakni melalui droplet percikan cairan yang dikeluarkan dari dalam mulut, batuk, atau bersin.
Meski begitu, dari pengamatan itu ia menilai bahwa tingkat pengetahuan masyarakat masih rendah.
"Perlu disosialisasikan secara terus-menerus tentang penyakit COVID-2019 dan cara penularannya," lanjut Ari. Cara pencegahan yang efektif, imbuhnya yakni dengan cara, sering mencuci tangan memakai sabun atau menggunakan antiseptik hand sanitizer.
Selain itu, upaya pencegahan lainnya, seperti makan teratur, istirahat cukup dan banyak mengonsumsi sayur dan buah.