GridHITS.id- SosokNingsih Tinampimenjadi terkenal usai menjalankan praktek pengobatannya.
Banyak yang percaya, hingga ratusan orang-orang berduyun-duyun memadati tempat praktiknya.
Pengobatan alternatifnyasampai saat ini sangat digandrungi.
Apalagi orang yang datang ke tempat praktiknya mengakumemiliki gangguanpenyakit nonmedis.
Sayangnya, Ningsih Tinampi sempat menyulutkontraversi karenamengakumampu memanggil nabi dan malaikat.
Banyak warganet tak setuju dan memprotes pengobatanNingsih Tinampi sudah sesat.
Beberapa wargamalah mendemo pengobatan Ningsih Tinampi.
Memang, sampai saat ini, pengobatan pengobatan alternatifNingsih Tinampi tutup untuk sementara waktu.
Namun, Ningsih Tinampikini malah muncul di televisi dan justru hal inimemicu protes karena Ningsih Tinampi ikut membongkar kedok kebohongannya sendiri.
Ningsih Tinampi sendiri selama ini dipercaya bisamenyembuhkan pasienyang mengalami penyakit akibat hal gaib, seperti guna-guna hingga santet.
Ciri khas pengobatan yang dilakukan oleh Ningsih Tinampi adalah denganmelakukan komunikasi dengan mahkluk gaib.
Sosoknya pun pernah menimbulkan kontroversi usai mengaku bisa memanggil nabi dan malaikat.
Bahkan, ia juga mengaku menemukan obat Covid-19.
Namun, belakangan Ningsih Tinampi diduga tak benar-benar memiliki kemampuan gaib untuk menyembuhkan penyakit.
Melansir dari Suar.ID, Senin (13/12/2021), Ningsih Tinampi disebut-sebut hanya menggunakan metode placebo atau trik sugesti.
Placebo adalah perawatan medis yang sebenarnya tidak memiliki efek yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, namun manusia yang menerimanya merasa mendapatkan manfaat.
Itulah mengapa masyarakat lebih menyukai pengobatan seperti Ningsih Tinampi, ditipu dengan efek placebo.
Mereka dijanjikan peningkatan kontrol diri, percaya diri dan perbaikan kesehatan.
Namun perlu diingat, efek itu bersifat semu karenatidak menyasar sumber asli penyakit.
Terkaitfenomena Ningsih Tinampi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur sendiri juga sempat mengimbau masyarakat lebih cerdas memilih pengobatan.
IDI meminta masyarakat memilih pengobatan yang teruji secara ilmiah.
"Masyarakat harus banyak belajar dan mencari tahu referensi tentang pengobatan yang baik dan terbukti secara ilmiah, jangan hanya ikut-ikutan saja," kata Ketua IDI Jawa Timur Sutrisno ketika dikonfirmasi, Senin (10/2/2020) dikutip dari laman Kompas.com.
"Mungkin ada jalur lain untuk pengobatan, tapi yang jelas bukan jalur medis," jelasnya.
Sutrisno mendesak Dinas Kesehatan Jawa Timur bersinergi dengan sejumlah pihak untuk melindungi masyarakat.
Terlebih, ada banyak metode pengobatan yang berkembang di masyarakat.
"Dinas Kesehatan punya wewenang untuk menilai metode pengobatan yang berkembang di masyarakat untuk melindungi masyarakat," jelasnya